TANGSELXRESS – Pelecehan seksual tak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga anak-anak. Seperti pada kasus kejatahan Sean ‘Diddy’ Combs atau biasa dikenal P Diddy, yang dilaporkan melakukan berbagai konspirasi kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur.
Kian maraknya kasus pelecehan seksual pada anak, maka orangtua berperan penting untuk mengedukasi anak terkait hal tersebut.
Dilansir dari Child Mind Institute, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengedukasi anak agar terhindar dari pelecehan seksual.
- Perkenalkan bagian tubuh yang bersifat pribadi sejak dini
Cara pertama yang harus dilakukan orangtua adalah dengan memperkenalkan bagian tubuh pada anak sejak dini. Hal ini dilakukan agar anak bisa mengerti arti dan fungsi bagian tubuh, termasuk organ reproduksi dengan kata-kata yang disederhanakan.
Dengan mengajarkan anak pada bagian-bagian tubuh, maka akan membuat mereka berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.
Anak juga perlu diberi penjelasan bahwa bagian tubuh yang bersifat pribadi tidak boleh disentuh orang lain secara sembarangan atau difoto.
- Ajarkan anak untuk menolak dan menghindar
Pelecehan bisa terjadi di mana saja, kapan saja, bahkan dalam lingkup keluarga. Dengan demikian, orangtua harus mengajarkan anak untuk menolak atau menghindar pada setiap ajakan atau aktivitas yang tidak diinginkan.
Sebagai contoh, ajarkan anak untuk menolak jika tak nyaman saat digelitik atau disentuh orang dewasa, meskipun dari keluarga sendiri. Ajarkan juga anak untuk menolak jika diminta menyentuh area pribadi orang lain.
- Tanamkan rasa malu
Orangtua harus menanamkan rasa malu pada anak sejak dini, sebagai salah satu cara mencegah terjadinya pelecehan seksual. Ajarkan anak agar tidak berganti pakaian atau tampil tanpa baju di tempat terbuka dan di hadapan orang lain terutama lawan jenis.
- Ajarkan anak kata sandi atau kata tertentu yang dapat diucapkan jika merasa terancam
Seiring bertambahnya usia anak-anak, Anda dapat mengajarkan mereka kata sandi yang dapat digunakan ketika merasa terancam atau tidak aman.
Kata sandi ini dapat digunakan di rumah, ketika ada tamu atau ketika mereka berada di luar rumah dan berhadapan dengan orang lain.
Selain itu, Anda juga perlu mengajak anak untuk mengobrol dan terbuka atas apa yang mereka alami ketika tidak berada dalam pantauan orangtua.