TANGSELXPRESS – Seiring kian berkembangnya era digitalisasi saat ini, industri media cetak semakin tergilas oleh keberadaan media digital.
Lalu, bagaimana dengan nasib dan masa depan industri televisi? Akankah tetap menjanjikan?
Hal ini dibahas tuntas dalam gelaran acara bedah buku karya Irwan Setyawan, S.Sos, M.Ikom yang berjudul “Masa Depan Industri Televsi”, Rabu (31/7/2024).
Acara yang dihadiri oleh para eks jurnalis senior Jawa Pos dan mahasiswa ini diselenggarakan di Perpustakaan Universitas Trilogi Kalibata, Pasar Minggu dan dikemas apik melalui mini talk-show.
Selain itu, turut hadir Ramadhan Pohan, politisi dan juga eks wartawan Jawa Pos yang saat ini pemilik KBANews.com
Di area forum mini talk-show, hadir Irwan Setyawan, S.Sos, M.Ikom sebagai penulis buku dan pembicara, Dosen PGSD, Winda sebagai narasumber, dan Riko Noviantoro, moderator acara.
Acara dimulai dengan membedah isi buku dan menguak fakta media televisi yang kian meredup dari sisi penonton maupun tayangan iklan.
Hal ini, menurut Irwan, disebabkan makin menjamurnya media digital yang bermunculan dan mengambil ‘jatah’ iklan serta kuota penonton.
“Di era 2017-2018 TV swasta mulai kehilangan iklan dan penonton, seiring masuknya platform digital dan Streaming TV,” ungkap Irwan.
Bahkan, tambahnya, sejak 2022 di Amerika sendiri penonton televisi sudah beralih ke TV digital.
“Mulai 2023 sampai saat ini, survei mengatakan penonton televisi di Amerika hanya menonton tayangan olahraga baseball dan news,” jelas eks jurnalis senior Jawa Pos ini.
Tak bisa dipungkiri, faktanya platform digital tetap unggul dan menarik minat penonton lebih banyak.
Irwan menjelaskan, channel Youtube memiliki pangsa pasar terbesar di Amerika dan Indonesia saat ini.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab untuk media maupun mahasiswa yang hadir.
Sekaligus pemberian buku bagi dua pertanyaan terbaik.
Kemudian, para eks jurnalis Jawa Pos berkumpul untuk berfoto bersama dengan Irwan Setyawan, S.Sos, M.Ikom sebagai tanda ditutupnya acara bedah buku.
Selain sebagai acara bedah buku, gelaran ini juga menjadi ajang reuni kecil para eks jurnalis Jawa Pos yang kini eksis di beberapa media berbeda.