TANGSELXPRESS – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh belasan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Puspemkot Tangsel) pada Senin (22/7) terpaksa dibubarkan oleh aparat gabungan.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, sempat terjadi kericuhan seperti dorong-dorongan dan pembakaran ban.
Akhirnya, perwakilan dari pihak Pemkot Tangsel menemui massa unjuk rasa tersebut untuk melakukan mediasi. Namun, saat mediasi sedang berlangsung, terjadi debat yang memicu ketegangan dan suasana menjadi tidak kondusif.
Sekretaris Satpol-PP Tangsel, Taufik Wahidin menjelaskan bahwa pihaknya terpaksa membubarkan massa aksi unjuk rasa karena situasi sudah tidak kondusif.
“Saat mediasi dilakukan, Asda 3 Tangsel menemui massa unjuk rasa. Namun, lama-kelamaan massa tidak dapat dikendalikan, dan terdapat orang yang bahkan memukul meja hingga naik ke meja,” tuturnya.
Beberapa oknum massa unjuk rasa diduga sebagai pihak provokator dan berkata-kata yang tidak semestinya.
“Oleh karena itu, aparat terpaksa mengeluarkan massa unjuk rasa dan meminta agar mereka membubarkan diri masing-masing untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa dari HMI diduga menginginkan kejelasan adanya dugaan aset negara hilang di Kota Tangsel senilai Rp2 miliar yang ditemukan oleh BPK. (arga)