TANGSELXPRESS – Meski sedang terjadi penurunan, nyatanya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah saat ini relatif lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lain. Pada penutupan perdagangan Kamis (20/6/2024), rupiah melemah 65 poin (0,4%) mencapai Rp 16.430 per dolar Amerika Serikat (AS).
Perry menjelaskan, sejak akhir tahun 2023, dolar AS memang sangat kuat dan menjadikan hampir semua mata uang di dunia melemah. Namun, Perry menyebut bahwa pelemahan rupiah ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Kalau kita lihat rupiah dari akhir tahun (2023), karena ini global, maka semua mata uang melemah. Karena dolar sangat kuat, semua mata uang dunia melemah, kecuali beberapa negara seperti Rusia,” kata Perry seusai memenuhi panggilan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan seperti dikutip beritasatu.com, Kamis (20/6/2024).
Perry mengatakan nilai tukar rupiah sejak Desember 2023 hanya melemah 5,92%. Sebagai perbandingan, Won Korea Selatan melemah hingga 6,78%, Bath Thailand melemah hingga 6,92%, dan Peso Meksiko melemah hingga 7,89%. Bahkan Real Brazil dan Yen Jepang anjlok di angkat 10,63% dan 10,78%.
“Jadi pelemahan rupiah itu relatif masih lebih baik. Kami yakin ke depan akan menguat, fundamentalnya akan mengarah ke sana,” ujarnya.
Perry menambahkan, perkembangan nilai tukar selalu dipengaruhi oleh faktor fundamental dan sentimen jangka pendek. Secara fundamental, Perry menilai nilai tukar rupiah akan menguat.
“Fundamental yang memengaruhi penguatan nilai tukar adalah inflasi lebih rendah, yang terakhir kemarin 2,8%. Pertumbuhan kita juga tinggi sebesar 5,1%. Kredit juga bertambah 12%. Demikian juga kondisi-kondisi ekonomi kita, termasuk imbal hasil investasi Indonesia yang baik,” kata Perry.