TANGSELXPRESS– Idul Adha merupakan salah satu dari dua hari raya umat Islam. Pada hari raya ini, umat Islam menyembelih, berkurban dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain berkurban, ada beberapa amalan lain sesuai petunjuk Rasulullah SAW. Mengutip karya Syekh Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, setidaknya ada 6 amalan yang dapat dilaksanakan seorang muslim saat Idul Adha.
- Menghidupkan malam takbiran
Hal pertama dalam meyambut hari raya adalah dengan menghidupkan malam Idul Adha. Masyarakat kita biasa menyebutnya malam takbiran karena memang, di malam ini takbir saling bersahutan.
Kita dianjurkan menghidupkan malam ini dengan rupa dzikir, terutama takbir, shalawat, salat malam dan lain sebagainya. Terlebih, malam takbiran ini merupakan salah satu dari waktu mustajab, di mana besar kemungkinan doa kita dikabulkan Allah SWT.
- Mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian paling bagus
Hal ini dianalogikan dengan salat Jumat. Nabi SAW sering mengingatkan jika seorang muslim hendak beribadah secara berjamaah agar mandi terlebih dahulu.
Juga memakai wewangian supaya selain menjadikan diri sendiri segar, juga agar orang lain tidak terganggu dengan aroma tak sedap dari badan kita. Tidak lupa pula kenakan pakaian terbaik yang kita miliki, karena ini dianjurkan dan diamalkan oleh Sahabat Nabi SAW.
- Berangkat ke tempat salat dengan berjalan kaki
Amalan lainnya pada saat Idul Adha adalah berjalan kaki ketika kita berangkat menuju ke tempat salat Id. Hal ini tentu berdasarkan kebiasaan atau Sunnah Rasulullah.
Di mana Rasulullah tidak pernah menunggangi tunggangan saat berangkat menuju ke tempat salat Id. Kemudian biasanya antara jalan pergi dan pulang, Rasulullah menempuh jalan yang berbeda.
Dari sahabat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi SAW ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986)
Kemudian sahabat Ibnu Umar ra. juga berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
“Rasulullah SAW biasa berangkat salat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang juga dengan berjalan kaki.” (HR. Ibnu Majah no. 1295)
- Tidak makan terlebih dahulu sebelum shalat Sunnah Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fitri, saat Idul Adha kita dianjurkan untuk tidak terburu-buru sarapan. Sebaiknya, kita makan setelah shalat.
Bahkan, jika memungkinkan, kita baru makan setelah daging kurban telah siap disantap.
- Menunjukkan keceriaan serta pererat silaturahim
Dua hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha merupakan hari kegembiraan bagi umat muslim. Karenanya, pada saat hari raya, kita dianjurkan menunjukkan keceriaan kita. Tidak lupa, pererat silaturahim dengan mengunjungi sanak saudara.