TANGSELXPRESS – Seluruh operasional pemberangkatan jamaah haji Indonesia 1445 H/2024 M ke Tanah Suci dipastikan telah berakhir seiring dengan mendaratnya 333 jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106) di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Sebanyak 216.022 jamaah dan petugas haji yang terbagi dalam 553 kelompok terbang saat ini sudah berada di Kota Makkah Al-Mukarrahamah untuk bersiap mengikuti rangkaian puncak haji yang dimulai pada 9 Zulhijjah dengan wukuf di Arafah.
Jamaah yang wafat hingga saat ini berjumlah 98 orang dengan rincian, wafat di Embarkasi 8 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 69 orang dan di Bandara 3 orang. Seluruh jamaah haji yang wafat akan dibadalhajikan.
Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag) RI, Widi Dwinanda menyampaikan bahwa dengan berakhirnya fase kedatangan jamaah di Tanah Suci, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saat ini sepenuhnya fokus dan berkonsentrasi mempersiapkan rangkaian puncak haji yang dimulai dengan pendorongan jamaah haji ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H nanti.
“Sejumlah persiapan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku dan stakeholders penyelenggaraan haji. Seluruh layanan disiapkan mulai layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, perlindungan jamaah dan bimbingan ibadah sejak dari hotel tempat jamaah menginap, di Arafah, Muzdalifah dan Mina,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag, Rabu (12/6/2024).
Untuk layanan akomodasi di Arafah, kata Widi, jamaah haji Indonesia akan menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jamaah dari Arafah.
“Seluruh tenda jamaah dilengkapi dengan AC dan kasur serta selimut. Menteri Agama telah meninjau persiapan akomodasi di Armuzna untuk memastikan jamaah mendapatkan layanan terbaik,” katanya.
Dari aspek layanan konsumsi, ujar Widi, selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jamaah haji akan mendapat 15 kali makan dan 1 kali snack berat, 6 kali makan di antaranya diberikan dalam bentuk siap saji. Sedang 9 kali makan lainnya akan diberikan secara fresh meal.
“Setiap maktab di Arafah menyiapkan dapur untuk mengolah fresh meal yang akan dikonsumsi oleh jamaah haji. Makanan yang dikonsumsi jamaah haji telah melalui proses pemeriksaan untuk menjaga kualitas makanan jamaah, termasuk para lansia,” ucap dia.
Widi mengungkapkan, untuk layanan transportasi jamaah haji ke Armuzna, sejak operasional bus shalawat berhenti sementara pada 11 Juni 2024 kemarin, seluruh bus akan ditarik pihak pengelola untuk difokuskan pada layanan shuttle Armuzna, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan ke Makkah.
“Usai puncak haji, bus shalawat akan kembali dioperasikan untuk melayani jamaah yang akan melaksanakan Thawaf Ifadlah, Thawaf Wada, maupun salat lima waktu di Masjidil Haram,” ungkapnya.
Untuk fasilitasi layanan kesehatan jamaah, terang Widi, PPIH menyiapkan klinik kesehatan di Arafah dan Mina lengkap dengan sarana prasarana medis serta kelengkapan pendukung lainnya. Seluruh petugas kesehatan yang berjumlah 287 orang akan dikonsentrasikan melayani jamaah.
“Sebanyak 200 petugas kesehatan akan diterjunkan di semua pos kesehatan dan nanti di sepanjang jalur Jamarat, 87 petugas kesehatan lainnya melayani jamaah di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan membersamai safari wukuf jamaah sakit di Arafah,” terangnya.
“Selain itu, layanan kesehatan juga dilakukan petugas kesehatan yang ada di kloter-kloter. Bila ada penyakit yang tidak bisa didatangani di tenda, nanti bisa ke pos kesehatan di Mina, jika di Mina tidak bisa menangani akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Layanan ambulan juga disiapkan, bersiaga untuk jamaah,” sambungnya.
“PPIH Arab Saudi juga akan mensafariwukufkan jamaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan untuk jamaah sakit saat harinya mesti ke Arafah dan butuh pendampingan. Selain untuk jamaah sakit, fasilitasi safari wukuf juga untuk jamaah lansia non mandiri,” ia menambahkan.
Widi menjelaskan, tahun ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan memberlakukan skema murur saat mabit di Muzdalifah. Menurutnya, skema ini utamanya diperuntukkan bagi jamaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya.
“Pergerakan jamaah haji Indonesia dari Arafah pada operasional haji 1445 H/2024 M terbagi dalam dua skema, normal dan murur. Pola normal adalah sistem taraddudi (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah.
“Sementara mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina,” ucapnya.
PPIH, Widi mengutarakan, terus mengimbau jamaah mempersiapkan diri lahir dan batin menjalani rangkaian puncak haji mendatang. “Untuk persiapan fisik, jaga kebugaran tubuh dengan makan yang teratur dan tepat waktu serta istirahat yang cukup. Aktivitas ibadah dapat dilakukan di hotel dan membatasi bepergian ke luar hotel,” tuturnya.
“Maksimalkan waktu menghadapi puncak haji dengan memperbanyak amalan ibadah, berzikir, mendalami manasik haji. Mintakan doa kepada keluarga di Tanah Air agar dapat menjalani puncak haji dengan lancar dan aman,” imbaunya menambahkan.