DALAM dunia bisnis yang semakin kompetitif, menjaga kesehatan keuangan perusahaan adalah prioritas utama. Salah satu alat yang sering digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah leverage. Sebab laverage memiliki multifungsi yang digunakan untuk meningkatkan daya beli di market. Namun, ada juga badan usaha yang menggunakan leverage untuk membiayai keperluan asset yang sedang mereka butuhkan.
Lalu Apa Itu Leverage?
Dalam dunia bisnis, leverage sering dikaitkan dengan pinjaman modal untuk membiayai pembelian peralatan dan aset lainnya untuk pengembangan bisnis. Hal ini karena tujuan dari meminjam pinjaman modal tersebut agar memperoleh keuntungan bisnis atau ROI (Return of Investment) yang maksimal. Jadi, perusahaan dapat menggunakan utang untuk kebutuhan investasi dalam pengoperasian bisnis supaya modal perusahaan meningkat.
Setelah mengetahui pengertian leverage secara umum, kamu juga perlu mengetahui pengertian leverage dari beberapa ahli, seperti berikut ini:
- Irawati
Menurut pendapat Irawati, leverage adalah suatu peraturan yang dijalankan suatu perusahaan bisnis dalam keadaan menanamkan dana ataupun mendapatkan sumber dana. Di dalamnya terdapat beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan. - Sjahrial
Menurut pendapat Sjahrial, leverage adalah pemakaian modal dan sumber dana oleh perusahaan yang mempunyai beban tetap. Sumber dana ini berasal dari utang. Utang ini memiliki bunga yang dimasukkan ke dalam biaya tetap, sehingga laba potensial dari investor dapat dikembangkan. - Martono dan Harjito
Martono dan Harjito mengatakan bahwa leverage ratio adalah mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap.
Apa Itu Leverage Ratio?
Leverage ratio adalah perbandingan antara jumlah utang dalam perusahaan dengan total aset. Leverage ratio adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya dengan jumlah aset yang dimilikinya.
Bagaimana suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai leverage yang tinggi? Suatu perusahaan mempunyai nilai leverage yang tinggi bila total aset yang dimiliki perusahaan tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset kreditornya. Maka dari itu, penggunaan leverage ratio akan dapat melihat perusahaan sedang sehat atau tidak. Bila leverage ratio semakin besar, maka akan semakin tinggi risiko gagal bayar ke kreditor.
Jenis Leverage
- Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan adalah “praktek pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang menanggung beban pengembalian tetap dengan harapan bisa meningkatkan pengembalian akhir bagi pemegang saham. Financial leverage merupakan suatu modal yang digunakan MK (Manajer Keuangan) untuk memaksimalkan return dari para pemilik saham ekuitas.
Modal perusahaan sendiri terdiri dari beberapa jenis, seperti ekuitas, simpanan publik, preferensi, surat utang, dan lainnya. Diharapkan manajer keuangan berhati-hati dalam memilih sekuritas untuk mengatur dana tersebut. Penggabungan utang atas ekuitas harus tepat supaya meraih return yang maksimal.
- Leverage Operasi (Operating Leverage)
Leverage operasi adalah kemampuan EBIT yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan respon terhadap fluktuasi penjualan. Leverage operasi ini dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan biaya operasi tetap. Hal ini agar dapat meningkatkan pengaruh perubahan penjualan atas laba operasi bisnis.
Keterkaitan adanya perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional tetap pada suatu perusahaan akan ditunjukkran di leverage operasi.
- Leverage Gabungan (Combined Leverage)
Combined leverage adalah pinjaman modal yang nilai keuntungannya tinggi karena terdapat biaya tetap. Modal atau dana yang tercakup di dalamnya adalah biaya keuangan yang sifatnya pasif dan biaya operasional tetap.
Kombinasi leverage keuangan dan operasi dalam berbagai tingkat dapat dikelola dari total eksposure risiko perusahaan.dalam menentukan tingkat risiko yang harus diterima dan tepat untuk membantu pejabat keuangan dalam Pengetahuan atas berbagai ukuran leverage.memang ada lini aktivitas komersial tertentu jika tingkat risiko bisnis yang tinggi, dalam hal risiko keuangan akan meminimalkan fluktuasi pendapatan tambahan akibat perubahan penjualan maka terjadi postur yang rendah . Sebaliknya, perusahaan yang memang secara alami mengakibatkan biaya operasi yang rendah dapat memilih penggunaan leverage keuangan yang tinggi agar bisa meningkatkan EPS dan pengembalian terhadap investasi ekuitas biasa.
Rumus Leverage
Untuk mengukur leverage, tentunya kamu harus mengetahui rumus leverage ratio-nya terlebih dahulu. Terdapat beberapa rumus untuk mengukur rumus leverage, yaitu sebagai berikut:
- Debt to Assets Ratio (DAR)
Rasio ini untuk menghitung atau mengukur kemampuan perusahaan yang mengandalkan utang untuk membiayai asetnya. Jadi, seberapa besar utang perusahaan akan memengaruhi pengelolaan asetnya. Cara menghitungnya dengan membagi total utang dengan total aset perusahaan yang diformulasikan seperti berikut:
DAR = Total Utang : Total Aset
Bila nilai DAR semakin rendah, berarti tingkat keamanan dananya baik, serta pencatatan transaksi keuangannya aman. Hal ini karena rasio utang akan menjelaskan atau menerangkan sejauh mana utang yang sanggup ditutup oleh aset.
- Debt to Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio utang terhadap ekuitas. DER ini menunjukkan keterkaitan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Rasio keuangan memiliki keseimbangan yang relatif antara utang dan ekuitas. Rasio ini juga digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.
Nah, cara menghitung rasio ini adalah menjumlahkan kewajiban utang dan membaginya dengan total ekuitas. Rumusnya:
DER = Total Utang Keseluruhan : Modal sendiri x 100%
Semakin rendah nilai DER, maka keamanan keuangan suatu perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya.
- Debt to Capital Ratio (DCR)
Rasio ini adalah rasio yang berfokus pada kewajiban utang sebagai bagian dasar total modal perusahaan. Selain utang jangka panjang, utang pada rasio ini mencakup semua kewajiban jangka pendek seperti modal yang termasuk dalam utang perusahaan dan ekuitas bagi para pemegang saham. Dengan Rumus Debt to Capital Ratio (DCR)
DCR = Total Utang Saat Ini : (Total Utang + Total Ekuitas)
Bila suatu perusahaan sedang mengalami tingginya rasio utang terhadap modal dibanding dengan perusahaan lainnya, artinya akan terjadi kegagalan risiko bayar yang tinggi. Oleh karena itu, utang tersebut bisa memberikan dampak buruk terhadap operasional bisnisnya.
Penulis :
Triyana Lestari (211011201058)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi S1
Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalm rangka tugas kuliah, mata kuliah Manajemen keuangan.