TANGSELXPRESS – Dalam rangka strategi deteksi dini pencegahan intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme (IRET) di lingkungan sekolah, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bekerja sama dengan Direktorat Pencegahan Densus 88 Anti Teror Polisi Republik Indonesia mengadakan Sosialisasi Kebangsaan di MAN Insan Cendikia Serpong, Senin (29/4).
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Tangsel Dedi Mahfudin mengatakan bahwa para guru memiliki peran penting dalam melakukan deteksi dini terhadap penyebaran paham radikalisme di madrasah.
“Melalui kegiatan ini, para guru diharapkan bisa menjadi agen pencegahan IRET dan pencegahan penyebaran paham radikalisme di lingkungan madrasah,” ucap Dedi.
Dedi menjelaskan, propaganda terhadap paham radikalisme tidak hanya memiliki target spesifik terhadap suatu suku atau agama tertentu, tetapi saat ini kalangan intelektual dan ranah pendidikan sudah terjangkiti.
“Saat ini siapa pun bisa terlibat, jadi keterlibatan ataupun perekrutan anggota tidak ditunjukkan secara spesifik lagi terhadap suatu suku ataupun agama tertentu, tetapi sudah sampai ke kalangan intelektual dan lingkungan pendidikan,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Kasubdit Kontra Narasi Dit. Pencegahan Densus 88 AT, AKBP Moh. Dofir. Ia menyatakan bahwa paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme tidak hanya menjangkiti kalangan dewasa atau organisasi garis keras saja, tetapi juga telah masuk ke lingkungan pendidikan khususnya sekolah dan perguruan tinggi.
“Sebuah institusi pendidikan harus menjadi tempat yang netral dan bebas dari pemahaman-pemahaman yang cenderung ekstrim, jangan sampai terpapar ideologi-ideologi sesat yang dapat berakibat fatal bagi stabilitas dan keamanan negara,” tegas Dofir.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sekolah menjadi salah satu tempat yang rawan terhadap penyebaran paham radikalisme.
Sementara itu, Akademisi Peneliti Paham IRET, Yuminah mengatakan bahwa perlu adanya dukungan dari kerja sama serta sinergitas dengan berbagai elemen termasuk dengan sekolah dan madrasah dalam upaya menanggulangi ancaman radikalisme, intoleransi, dan terorisme.
“Sinergitas ini diharapkan dapat menumbuhkan daya tangkal, daya cegah, daya penanggulangan serta rehabilitasi terhadap segala gangguan kamtibmas,” harap Yuminah.
Yuminah menegaskan bahwa penyebaran paham IRET mengikuti perkembangan zaman, sehingga para guru harus menjadi agen pencerah bagi siswa dan memberikan edukasi tentang bahaya paham radikalisme.
“Para guru sangat berperan penting untuk menangkal paham radikal dan harus mengetahui pola penyebarannya,” pungkasnya menambahkan.
Acara Sosialisasi Kebangsaan juga turut dihadiri oleh para kepala sekolah dan guru pada tingkat RA, MI, MTs, MA, negeri/swasta. (arga)