TANGSELXPRESS- Konsep kota yang ramah lingkungan merupakan pengefektifan dan pengefisiensian sumber daya alam dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi publik terpadu, menjamin adanya kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan alami dan buatan.
Sebagai seorang ahli tata kota dan pembangunan wilayah, Dr. Phil., Ir. Rino Wicaksono, ST, MArchUD, MURP mengatakan, ada syarat lain selain ruang terbuka hijau untuk menjadikan sebuah kota ramah lingkungan.
Syarat lain itu adalah menganalisa kesesuaian lahan, yaitu soil test atau tes tanah terhadap kesuburan tanah atau jenis tanahnya, kemiringan tanah, daya dukung tanah dan sedimen tanahnya.
“ Soil test atau tes tanah ini bertujuan untuk menentukan tanah tersebut cocok digunakan untuk apa,” ujar Caleg DPR RI Partai NasDem dari Dapil Banten III (Kota Tangsel, Tangerang Kota dan Tangerang Kabupaten) dengan nomor urut 4 itu.
Lanjut Rino, di suatu wilayah yang akan dibangun menjadi satu kota maka yang dipilih untuk build environment adalah area-area yang tidak subur. Lalu berdasarkan soil test akan diketahui apakah area tersebut memiliki potensi yang tidak tergantikan atau tidak, misalnya lahan sawah lestari, kalau iya, maka area tersebut harus menjadi kawasan lindung alam.
“Jadi kalau kita membangun kota kita tidak bisa langsung menggambar begitu saja, ini untuk perumahan, ini untuk komersial, itu untuk sarana sosial, tapi diadakan yang namanya soil test, area yang paling tidak subur digunakan untuk perumahan,” imbuh Rino yang saat ini masih aktif sebagai dosen di Institut Teknologi Indonesia (ITI) Kota Tangerang Selatan.
Selain itu, lanjut Rino, sebuah kota sebaiknya tidak hanya memiliki open space atau ruang terbuka hijau yang ditentukan dengan ukuran koefisien dasar hijau kota, tetapi juga memiliki yang namanya urban forest atau hutan di dalam lingkungan kota sebagai paru-paru kota.
“Sekarang ini nomenklatur park itu lebih banyak digunakan sebagai nama mall tinimbang area hijau, kemudian kita juga harus memiliki plaza yang banyak dikenal sebagai alun-alun. Alun-alun ini juga menjadi tempat masyarakat bersosialisasi, berkumpul dan berekreasi,” ujar peraih dua beasiswa luar negeri kepemudaan SSEAYP dan AFS, serta dua beasiswa akademik ke Colorado USA dan Adelaide Australia itu.