TANGSELXPRESS- Tanggal 18 Januari 2022, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dengan disahkannya RUU tentang Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU oleh DPR RI dan Pemerintah. Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai IKN yang baru menggantikan Jakarta.
Terkait dengan perencanaan pemindahan ibu kota ini, Dr. Phil., Ir. Rino Wicaksono, ST, MArchUD, MURP, seorang pakar pembangunan wilayah berbicara mengenai sejarah kota modern di berbagai dunia.
“Sejarah mengenai ibu kota modern itu dimulai dari zaman Jericho. Para ahli tata kota bersepakat bahwa Jericho adalah satu model ibu kota modern yang dibuat 11 ribu tahun yang lalu di Palestina. Kemudian setelah itu model yang dianggap bagus sebagai ibu kota adalah Mohenjo Daro di lembah Hindus di Pakistan saat ini,” papar Caleg DPR RI Partai NasDem dari Dapil Banten III (Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Tangerang Kabupaten) dengan nomor urut 4 itu.
Mengapa disebut ibu kota? Rino menjelaskan, di dalam sebuah ibu kota itu terdapat pusat pemerintah dan kantor-kantor perwakilan dari negara dan bangsa lain, kemudian juga ada pusat transaksi perdagangan dan seterusnya. Sebagai ahli tata kota, Rino mengatakan pemilihan ibu kota di setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda.
“Madrid, Paris, London itu pendekatannya pragmatis, yaitu dekat sungai. Awalnya kota-kota tersebut adalah kota perdagangan yang mapan dan juga sebagai pintu gerbang komunikasi internasional maka kemudian dijadikan ibukota,” ujar Ketua Majelis Prodi Arsitektur tersebut.
Selain pragmatis, menurut Rino, ada juga pemilihan ibu kota yang mempertimbangkan hal-hal yang sifatnya politis. Dia menyebut ibu kota Rusia yang tadinya dipindahkan ke Saint Petersburg tetapi kemudian dipindahkan lagi ke Moscow dikarenakan Saint Petersburg dekat negara Estonia yang merupakan basis Jerman pada saat perang dunia.
“Jadi kalau ibu kota dekat dengan perbatasan negara lain itu pada akhirnya dianggap menjadi tidak strategis,” katanya.
Selain itu, Rino juga bercerita tentang Kota Otawa yang terletak di antara komunitas Kanada yang berbahasa Prancis dan yang berbahasa Inggris dan lokasinya jauh dari perbatasan Amerika Serikat dengan pertimbangan politis, keamanan, sosiologi.
“Kemudian ada juga tentang Kota Washington DC. Itu juga di antara United dengan Confederation, Selatan dengan Utara yang dulu pernah perang saudara. Sehingga DC ditaruh di antara kedua wilayah yang pernah bermusuhan. Lokasi Canberra juga dipilih karena berada diantara Melbourne dan Sydney yang pernah berkompetisi untuk menjadi ibukota Australia” ujar pria yang menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Adipura, KLHK.