TANGSELXPRESS – Sebanyak dua orang warga Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), yang melakukan pendakian dan menjadi korban erupsi Gunung Marapi hingga saat ini belum ditemukan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Solok Selatan Darizal di Padang Aro, Selasa, mengatakan dua warga asal Solok Selatan yang menjadi korban yaitu Siska Afrina dan Frengky Candra.
“Kami melakukan koordinasi dengan BPBD Agam untuk memantau warga Solok Selatan yang menjadi korban, tetapi hingga pagi ini belum ada kabarnya,” kata Darizal.
Siska Afrina, kata dia, merupakan warga Jorong Bendang, Nagari Pasir Talang, Kecamatan Sungai Pagu. Sementara Frengky Candra Kusuma warga Kapalo Koto, Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.
Keduanya, lanjut dia, merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Padang (UNP) semester akhir dan terdaftar dalam catatan pendakian Gunung Marapi.
Saat ini pihaknya belum bisa memastikan kondisi kedua mahasiswa tersebut karena tim gabungan masih melakukan pencarian di lokasi. “Nanti kalau ada informasi lanjutan kami kabari lagi,” ucap Darizal.
Warga Sangir Batang Hari, Rismon, mengatakan orang tua Frengky Candra saat ini sudah berada di kaki Gunung Merapi untuk memastikan informasi yang diterima.
“Frengky kabarnya akan wisuda pada Maret dan sekarang orang tuanya sudah di posko pencarian korban erupsi merapi,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumbar, Abdul Malik membenarkan sebanyak 11 orang pendaki Gunung Marapi ditemukan meninggal dunia pasca erupsi gunung tersebut pada Minggu (3/12).
Abdul mengatakan jumlah penyintas yang berhasil didata tim gabungan yakni sebanyak 75 orang, dimana 49 orang diantaranya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.
Sebagian dari pendaki yang dievakuasi tersebut dibawa ke rumah sakit di Bukittinggi dan Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara beberapa pendaki telah kembali ke rumah masing-masing.