TANGSELXPRESS – Polri menjelaskan kondisi pasca bentrokan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (7/9). Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa tak ada masyarakat maupun aparat kepolisian yang menjadi korban jiwa maupun luka dalam bentrokan tersebut.
Ia pun dengan tegas menyangkal kabar mengenai banyaknya korban yang berjatuhan dalam peristiwa itu.
“Terkait dengan informasi-informasi yang berkembang yang menyampaikan adanya beberapa siswa pingsan, bahkan ada yang menyebutkan ada seorang bayi meninggal dunia, itu adalah tidak benar,” ujar Ramadhan kepada awak media seperti dikutip, Jumat (8/9).
“Jadi tidak ada korban, saya ulangi, tidak ada korban dalam peristiwa kemarin,” lanjutnya.
Menurut Ramadhan, bentrokan itu terjadi dalam rangka pengamanan kepolisian terhadap Badan Pengusahaan (BP) Batam yang hendak melakukan pengukuran dan mematok lahan. Namun, warga setempat tak memahami situasi itu.
“Ini adalah kegiatan aparat keamanan di mana ada masyarakat yang tidak memahami keberadaan aparat keamanan untuk mengamankan kegiatan tersebut,” paparnya.
Bentrokan antara polisi dan warga pecah ini terjadi pada Kamis (7/9) kemarin. Bentrokan tidak dapat dihindari ketika polisi berusaha menerobos barikade warga. Aparat membawa water canon dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sementara massa mencoba melawan dengan melempari aparat kepolisian dengan menggunakan batu.
Sebelumnya Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana melakukan pengukuran dan mematok lahan yang akan digunakan untuk investasi di Pulang Rempang dan Galang. Ribuan rumah warga yang terkena proyek strategis nasional itu rencananya akan direlokasi ke sebuah lokasi di Sijantung.
Pemerintah akan membuatkan warga terdampak rumah permanen di lokasi yang baru serta diberi lahan. Namun, warga setempat masih keberatan atas rencana tersebut.
Kapolda Kepri, Irjen Pol Tabana Bangun memastikan jika situasi di lokasi pada saat ini sudah kondusif.