DALAM salah satu episode America’s Got Talent (AGT), penyanyi berbakat Putri Ariani dari Indonesia berhasil mencuri hati para juri dan penonton, dan berhasil meraih Golden Buzzer yang diimpikan dari Putri Ariani. Penampilan yang memukau dan dinamika percakapan yang menarik selama audisi telah menarik perhatian analisis wacana (discourse analysis).
Episode AGT menampilkan Terry Crews sebagai pembawa acara, bersama dengan empat juri, Simon Cowell, Sofia Vergara, Heidi Klum, dan Howie Mandel. Putri Ariani, seorang penyanyi berusia 17 tahun dari Indonesia, membuat debutnya di panggung AGT dengan penuh semangat. Dia memperkenalkan dirinya, mengungkapkan mimpinya menjadi diva terkenal dan memenangkan Grammy Award. Pesona kepribadian dan bakat vokalnya langsung mengesankan para juri dan penonton.
Selama percakapan, pola giliran dalam interaksi antara peserta mengungkapkan wawasan yang menarik. Percakapan dimulai dengan awal yang jelas, dengan Sofia Vergara memulai interaksi dengan menyambut Putri Ariani ke AGT. Putri memberi balasan dengan sapaan hangat, menandai dimulainya audisi.
Salah satu aspek menarik dari percakapan tersebut adalah adanya tumpang tindih (overlap) dan interupsi. Saat Putri berbagi aspirasinya, dia diinterupsi oleh ekspresi kegembiraan dan kekaguman Heidi Klum terhadap suaranya. Demikian juga, para juri lainnya, seperti Howie Mandel dan Sofia Vergara, juga menginterupsi pada berbagai momen untuk menyampaikan kekaguman mereka.
Interupsi, yang merupakan hal umum dalam percakapan, menunjukkan antusiasme para juri dan keinginan mereka untuk mengapresiasi bakat Putri. Meskipun interupsi bisa mengganggu aliran percakapan, dalam konteks ini, mereka menambah suasana positif dan menciptakan pertukaran yang menarik dan hidup antara para juri dan peserta.
Selain itu, peran Simon Cowell dalam percakapan tersebut sangatlah penting. Dia menunjukkan apresiasi yang tulus terhadap bakat Putri, memuji suaranya yang khas dan kemampuan menulis lagu. Tanggapan Simon mendorong Putri untuk menyatakan rasa terima kasih dan kegembiraannya. Momen tersebut penuh dengan emosi, dan respons Putri menyentuh hati para juri dan penonton.
Puncak dari percakapan tersebut terjadi ketika Simon Cowell menekan tombol Golden Buzzer, kesempatan langka dan berharga yang membawa Putri langsung ke babak live show. Penonton meledak dalam sorak-sorai, merayakan kesuksesan Putri.
Secara keseluruhan, episode AGT yang menampilkan audisi Putri Ariani menunjukkan percakapan yang menarik antara peserta dan para juri. Pola giliran, termasuk memulai, mengambil alih, tumpang tindih, dan interupsi, menambah kedalaman dan kegembiraan dalam interaksi tersebut. Bakat Putri dan tanggapan antusias para juri menciptakan momen yang berkesan dan menghangatkan hati di panggung AGT, menjadikannya kontestan yang menonjol dalam kompetisi ini.
Seiring analisis wacana terus mengungkap kompleksitas komunikasi manusia, menganalisis interaksi semacam ini dalam media populer dapat memberikan wawasan berharga tentang dinamika percakapan dalam lingkungan yang berisiko tinggi. Perjalanan Putri Ariani di America’s Got Talent tidak hanya menyoroti bakatnya yang luar biasa, tetapi juga menjadi studi kasus yang menarik bagi para peneliti di bidang analisis wacana (discourse analysis).
Penulis:
Alfira Putri
Mahasiswi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.