KAJIAN ini membahas mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pengertian AMDAL ini adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan suatu usaha. dan/atau kegiatan.
Pemaparan AMDAL sebelumnya ada kaitannya dengan keberadaan PT Pertamina yang kemudian dijabarkan lebih lanjut mengenai tanah di sekitar PT Pertamina, Plumpang, Koja, Jakarta Utara.
Yang kemudian tanah milik PT Pertamina tersebut berisi pemukiman penduduk yang kemudian menjadi sorotan bagi publik. Problem makin bertambah di tengah masyarakat saat Depo Pertamina Plumpang terbakar hebat beberapa waktu lalu.
Pascakebakaran, pemukiman warga yang berdekatan dengan Depo Pertamina Plumpang menjadi sorotan. Ini karena, jarak antara rumah dengan depo hanya dibatasi jalan setapak dan tembok.
Oleh karena itu AMDAL sangat penting terkait dengan perkembangan suatu usaha pada suatu lahan tertentu yang akan berdampak pada lingkungan sekitarnya. Sehingga UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Depo Pertamina Plumpang merupakan salah satu fasilitas hilir minyak dan gas bumi yang vital. Pasalnya, sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia disuplai dari TBBM Plumpang milik PT Pertamina (Persero) tersebut.
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang itu sendiri mulai beroperasi pada tahun 1974, di atas lahan seluas 48.352 hektare, dengan kapasitas tangki sebesar 60.000 KL. Di tahun 1978, kapasitas dinaikkan menjadi 80.000 KL, dan meningkat menjadi 200.000 KL pada 1987. Angka ini bertambah hingga kapasitas penyimpanan BBM di TBBM Plumpang saat ini mencapai 324.535 KL
Awal beroperasinya Depo Pertamina Plumpang, belum ada warga yang mendirikan bangunan di atas tanah mililk PT Pertamina (Persero). Zona penyangga di sekitar TBBM Plumpang, atau buffer zone juga telah ditetapkan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, hingga 1987 buffer zone TBBM Plumpang masih sangat aman, dengan lahan kosong yang luas di sekitarnya.
Melansir dari laman resmi Pertamina, Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang sudah beroperasi sejak tahun 1974. TBBM Plumpang memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 kiloliter.
Berbagai prestasi telah diraih, diantaranya pernah masuk dalam daftar nominasi 7th Most Efficient Storage Terminal pada Global Tank Storage Award 2018. Selain TBBM Plumpang, terminal lain yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah Saudi Aramco Terminals, Vesta Terminal Antwerp (Belgium), dan IL&FS Prime Terminals (UAE).
Berdasarkan publikasi Global Tank Storage, TBBM Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia, karena Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Thruput BBM rata-rata sebesar 16.504 kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.
Perlu diketahui, Global Tank Storage Awards adalah ajang prestisius di industri Unit Penyimpanan (Storage and Terminal), terutama terkait keandalan unit penyimpanan, inovasi peralatan, serta parameter lain.
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang PT Pertamina (Persero) masuk dalam daftar nominasi 7th Most Efficient Storage Terminal pada Global Tank Storage Award 2018. Selain TBBM Plumpang, terminal lain yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah Saudi Aramco Terminals, Vesta Terminal Antwerp (Belgium), dan IL&FS Prime Terminals (UAE).
Global Tank Storage Awards adalah ajang prestisius di industri Unit Penyimpanan (Storage and Terminal), terutama terkait keandalan unit penyimpanan, inovasi peralatan, serta parameter lain.
Dalam publikasi Global Tank Storage, TBBM Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia, karena Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Thruput BBM rata-rata sebesar 16.504 kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengung- kapkan, masuknya Pertamina dalam nominasi bergengsi ini menambah keyakinan bahwa Terminal BBM Pertamina mampu bersaing di kancah dunia dan tidak perlu diragukan lagi.
Ini menjadi cambuk untuk terus meningkatkan kinerja. Contohnya, tahun 2018 Terminal BBM Plumpang mulai mengoperasikan Vapour Recovery System yang dikoneksikan ke jalur pengisian mobil tangki dan tangki timbun. Berdasarkan pengujian untuk sementara, capaian vapour gasoline yang dapat di-recovery menjadi cairan Premium
adalah sebanyak 0,10 persen.
Dengan tambahan implementasi baru ini, pengoperasian Terminal BBM Plumpang lebih safety dan lebih ramah lingkungan.
Karena gas buang yang biasanya dilepas ke udara dapat diserap kembali dan menjadi BBM yang tentunya meningkatkan efisiensi operasi Terminal BBM Plumpang.Beroperasi mulai tahun 1974, Terminal BBM Plumpang memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 Kiloliter.
Saat ini Terminal BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.
Keunggulan tersebut ditambah dengan implementasi Pertamina Operation & Service Excellent (POSE) yang dilakukan secara konsisten serta program continuous improvement menjadikan operasi Terminal BBM Plumpang terbilang cukup efisien.
Pertamina Bertanggungjawab
Kebakaran hebat terjadi di kawasan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Akibat kejadian tersebut menyebabkan 19 orang meninggal dunia, lebih dari 50 orang luka-luka, dan ratusan orang lainnya mengungsi. Presiden Jokowi menegaskan lokasi Depo Pertamina Plumpang sebagai zona berbahaya dan tidak bisa lagi untuk ditinggali.
Memang dua pilihan yang kemungkinan akan ditempuh pemerintah sebagai solusi atas permasalahan. Bisa dengan melakukan relokasi Depo Pertamina Plumpang atau relokasi pemukiman warga secara tepat dan cepat.
Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada, Dr. Fahmy Radhi, MBA mengungkapkan dalam proses pengambilan keputusan terkesan mengemuka pendapat bahwa jatuhnya korban adalah kesalahan penduduk tinggal di daerah buffer zone yang diklaim milik Pertamina. Hampir tidak mengemuka pendapat yang mempertanyakan mengapa kebakaran dahsyat terjadi?.
“Tentunya kalau kebakaran itu tidak terjadi maka tidak ada korban berjatuhan. Faktanya, kebakaran itu berawal dari
Depo Pertamina Plumpang yang menyambar sejumlah rumah penduduk”, ujarnya di Kampus UGM, Senin (6/3).
Kebakaran yang ketiga kali di Depo Pertamina Plumpang dan Kilang Minyak Pertamina mengindisikan bahwa sistim keamanan (Safety System) amat buruk. Sistim keamanan di bawah International Standard yang mensyaratkan zero accidents bagi asset strategis dan risiko tinggi.
Pertama Pertamina tidak tampak melakukan upaya serius untuk memperbaiki sistim keamanan yang diterapkan. Akibatnya kebakaran beruntun Kilang Minyak dan Depo BBM milik Pertamina berulang, yang kali ini merenggut 19 nyawa penduduk. Dalam kondisi saat ini, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang disebutnya sebagai opsi yang tepat dan cepat dengan mempertimbangkan beberapa alasan. Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah Penduduk.
Kedua, opsi pemindahan Depo Pertamina dapat diputuskan secara cepat oleh direksi Pertamina, Sedangkan keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena melibatkan beberapa pihak: Pertamina, Pemda DKI, dan Warga. Ketiga, saat ini lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah sangat tidak layak, lantaran berada di tengah kawasan penduduk padat.
Tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa. Pendistribusian BBM dari kilang ke Depo menggunakan pipa yang sebagian melewati kawasan penduduk, sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. Dengan alasan tersebut.
Tanggung jawab tersebut dilakukan Pertamina karena korban yang rumahnya hangus terbakar tidak lagi mengungsi setelah tenda darurat bencana yang didirikan Palang Merah Indonesia (PMI) selama tujuh hari dinyatakan selesai masa penggunaannya.
Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kota Jakarta Utara Muhammad Andri menjelaskan, korban dapat mencari sendiri rumah kontrakannya, atau juga bisa dibantu oleh pengurus RT RW.
Coorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan biaya sebesar Rp 5,6 juta untuk per kepala keluarga. Uang tersebut diberikan sebagai biaya mengontrak selama tiga bulan termasuk untuk pemenuhan keperluan keluarga korban.
“Jadi Rp 1,2 juta dikalikan tiga bulan (untuk biaya mengontrak), ditambah dengan Rp 2 juta untuk kebutuhan di kontrakannya. Selain itu, bantuan berupa air mineral, sarung, selimut, mukena, terpal, matras, family kit, kidsware, sandang, kantong jenazah, sabun batangan, wipol, hand sanitizer, masker, kipas angin, alas tenda dan megaphone juga telah disalurkan kepada warga di pengungsian,” kata dia.
Penulis:
Dirman Augusti
Mahasiswa Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.







