Pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli surat berharga yang berkaitan dengan efek. Oleh karena itu, pasar modal juga dikenal dengan sebutan bursa efek. Jika kita mengetahi triknya, pasar modal bisa menjadi peluang bagi kaum milenial sekarang untuk berivestasi pada saat ini.
Ragam literasi keuangan sangatlah banyak seperti perbankan, asuransi dan berbagai macam investasi seperti investasi pada pasar modal. Namun tidak semua masyarakat khususnya pemuda mengetahui ragam literasi keuangan tersebut.
Menurut Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia akan mendapat bonus demografi yakni jumlah penduduk usia muda atau penduduk usia produktif lebih besar daripada usia non produktif yang mencapai puncak pada tahun 2030.
Dengan bonus demografi tersebut, tentu para generasi milenial diharapkan sudah melek investasi sehingga tidak terlalu konsumtif. Investasi selain diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan inflasi, meningkatkan kekayaan aset juga untuk mengantisipasi ketidakpastian di masa depan.
Pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tertulis bahwa pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Investasi pada pasar modal merupakan penanaman modal pada suatu perusahaan dengan memberikan dana dan mendapatkan bukti berupa surat kepemilikan berupa portofolio (saham) dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih dari jumlah dana yang diberikan.
Beberapa contoh yang bisa diinvestasikan pada pasar modal adalah saham, obligasi dan reksadana.
Pemerintah melalui melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong agar masyarakat tidak hanya menabung, namun berinvestasi dalam jangka panjang terkhusus pada kalangan generasi milenial. Dengan begitu, mengubah dari saving society menjadi investment society.
Pemahaman investment society sangat diperlukan dengan cara sosialisasi secara berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak agar pemahaman tentang literasi pasar modal kepada masyarakat dapat terus berkembang yaitu dengan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa investasi di pasar modal itu mudah, terencana, dan murah.
Sementara, sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menilai bahwa investasi di pasar modal merupakan sesuatu hal yang rumit, berisiko, dan mahal.
Ada beberapa alasan mengapa generasi milenial harus berinvestasi di pasar modal, berikut alasannya:
1. Mengatasi inflasi. Inflasi merupakan hal yang terus terjadi dan tidak dapat dihindari. Kita mungkin belum menyadari tetapi nilai uang yang dimiliki sekarang akan berbeda atau bahkan turun di masa depan.
2. Menambah sumber penghasilan. Investasi tidak seperti menabung yang hanya membiarkan uang mengendap di bank. Berinvestasi artinya nilai uang yang dimiliki akan bertambah karena adanya perputaran uang atau pertumbuhan nilai.
3. Adanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membantu mengawasi seluruh aktivitas yang terjadi di pasar modal.
4. Peningkatan pendapatan negara.Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara.
5. Memperkecil risiko terlilit utang. Alasan ini akan terlaksana jika kita benar–benar disiplin dalam mengatur keuangan. Berinvestasi mengharuskan kita menyisihkan sebagian pendapatan. Tentu hal ini akan menumbuhkan perilaku berhemat.
6. Bersifat jangka panjang. Investasi bersifat jangka panjang sehingga hasilnya tidak dapat dilihat langsung keesokan hari.
7. Persiapan dana pensiun. Sebagian besar anak muda mungkin belum memikirkan tentang dana pensiun, karena menganggap masa pensiun masih sangat lama. Padahal untuk mengumpulkan dana pensiun diperlukan waktu yang panjang.
8. Menjadikan uang produktif. Biarkan uang bekerja untuk kita. Saat masih muda, kita pasti berfokus pada pengembangan diri, karir, dan kehidupan sosial. Dengan berinvestasi yang produktif bukan hanya diri kita tetapi juga uang.
Penulis:
Natalis Sabatini Nababan
Mahasisawa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.