TANGSELXPRESS – Beberapa poin penting disampaikan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di hadapan ribuan kader PDIP dan sejumlah pimpinan partai politik (parpol) yang hadir dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno (GBK), pada Sabtu (24/6/2023).
Megawati sempat menyinggung pimpinan tiga parpol yang hadir dalam acara tersebut. Ketiga pimpinan parpol yang dimaksud yakni Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Waketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Megawati menyebut ketiga partai inilah yang masih menimbang-nimbang ihwal rencana ikut serta di gerbong kerja sama politik PDIP. “Kalau di sini ada 3 (Golkar, PAN, PKB), itu yang saya bilang yaa katakan lagi ‘Ah mikir-mikir dulu dah’,” kata Megawati.
Pernyataan Mega itu lantas disambut sorak sorai dari para peserta acara. Ketiga pimpinan parpol yang dimaksud itu pun turut tertawa mendengarnya.
Megawati lantas menjelaskan, dirinya menyerahkan keputusan itu kepada para parpol tersebut. “Saya bilang ndak papa mau ikut boleh, endak ikut ya ndak papa. Betul ndak?” pungkasnya.
Megawati berpesan agar memilih pemimpin tidak didasarkan pada fisik alias rupa semata. Menurut dia, calon pemimpin ke depan mesti dipilih berdasarkan pengalamannya, baik di bidang legislatif maupun eksekutif.
Selain itu, Mega menyebut pertimbangan memilih pemimpin hendaknya didasarkan pada karakter kepemimpinan yang visioner, arif, bijaksana, dan punya rekam jejak prestasi yang baik. Faktor yang paling utama, kata Mega, adalah mengakar kepada rakyat alias akar rumput.
“Kasih tahu, kalau memilih pemimpin jangan cuma lihat tampangnya. Haduh, Ibu suka pusing,” jelasnya.
Megawati mengingatkan bahwa memilih pemimpin mesti hati-hati. Pasalnya, efek dari nyoblos 5 menit itu berdampak terhadap nasib bangsa 5 tahun ke depan.
“Hati-hati loh. Karena itulah gunakan hak pilihmu dengan sebaik-baiknya,” pesan Megawati.
Dalam pidatonya, Megawati juga mengingatkan bahwa di tengah-tengah akar rumput, tersimpan energi yang tidak pernah padam.
“Rakyat itu akar rumput, kenapa? Karena lapangan ini (bayangkan saja) ada rumputnya, ditutupi, tapi nanti kalau dibuka, bisa cepat bertumbuh kembali. Jadi rakyat itu adalah Akar Rumput, itu tidak pernah bisa dipunahkan saudara-saudara ingat itu,” tandasnya.
Megawati pun menuturkan keberpihakan harus selalu ada untuk akar rumput. Pasalnya, kata Megawati, mengutip pernyataan Bung Karno, bahwa Tuhan bersemayam di gubuk-nya rakyat-rakyat miskin.
“Karena apa kata Bung Karno, di dalam gubuk-nya rakyat miskin itulah energi perjuangan kepartaian berasal dan Tuhan bersemayam di gubuk-nya rakyat-rakyat miskin,” tuturnya.
Lebih lanjut, Megawati menegaskan bahwa watak politik yang berpihak pada akar rumput seperti itulah yang dipahami PDIP.
Presiden Ke-5 RI itu mengaku sangat tahu pihak-pihak yang tidak turun ke bawah atau turba. Ia menyebut ada dua opsi bagi kader yang tidak turun, yakni mengundurkan diri atau mengikuti mekanisme yang berlaku.
“Siapa nanti yang tidak turun, Ibu tahu. Sangat tahu. Jadi orang seperti itu hanya ada dua. Mundur sukarela atau nanti ada aturannya. Pasti sudah tahu,” kata Mega dalam pidatonya.
Oleh sebab itu, Mega meminta para kader untuk melapor kepadanya jika ada pengurus partai baik di tingkat anak ranting, ranting, cabang, wilayah, maupun pusat yang tidak mau kerja. Bahkan, ia mengaku sudah punya alat monitoring untuk mengetahui hal tersebut.
“Ini di bawah Ibu semuanya itu, kupingnya dengerin Ibu, padahal hatinya udah degap degup karena mikir gini, aku udah turun ke bawah belum ya. Eh Ibu sekarang udah punya lho tempat monitoring,” tambah Mega.