BANYAKNYA kasus perceraian yang terjadi di Indonesia pada saat ini mempengaruhi perkembangan kepribadian anak khususnya remaja. Masa remaja merupakan usia tumbuh dan berkembang antara 14-21 tahun.
Remaja yang “broken home” menunjukan penyesuaian diri yang kurang baik dibandingkan sebayanya yang berasal asal keluarga yang utuh, serta cenderung mengalami problematika Pendidikan, persoalan ekternal dan internal, serta motivasi belajar yang rendah.
Stres umumnya tumbuh dari interaksi individu dengan lingkungan, namun secara lebih terperinci stres merupakan penyesuaian diri individu karena konsekuensi tindakan dan situasi yang membuat lelah psikis maupun fisik seseorang.
Dari riset disebutkan bahwa variable stres terhadap motivasi belajar berpengaruh pada remaja yang mengalami perceraian antar kedua orangtuanya (broken home). Stres yang dialami remaja yang orangtuanya bercerai mereka lampiaskan dalam bentuk tingkah laku, seperti kenakalan remaja.
Dukungan sosial merupakan derajat dukungan yang diberikan pada individu khususnya sewaktu-waktu dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki hubungan emosional yang dekar menggunakan orang tersebut. Dukungan sosial ini bisa merunjuk di kenyamanan, kepedulian, harga diri, dan lain sebagainya.
Dukungan sosial merupakan bantuan yang diperoleh individu secara terus-menerus dari individu lain, kelompok dana masyarakat luas. Dukungan sosial sebagai keberadaan atau tersedianya seseorang yang dapat kita percaya, seseorang yang kita tahu bahwa dia mengerti, menghargai, dan mencintai kita.
Dengan adanya dukungan sosial ini dapat membuat remaja “broken home” lebih merasa aman dan tenteram di keadaan terpuruk.
Mayoritas remaja yang orangtuanya bercerai (broken home) dapat merasakan dampak negatif dan tidak ingin bertemu dengan orang lain karena menganggap apa yang dirasakannya itu adalah peristiwa yang paling buruk dalam kehidupannya.
Sejalan dengan hasil yang diperoleh peneliti juga melihat dari hasil obsevasi bahwa remaja yang posisinya adalah anak yang orangtuanya bercerai namun tetap diberikan perhatian berupa dukungan sosial membuat remaja merasa tidak kekurangan kasih sayang meski dalam posisi orangtua lengkap namun tidak Bersatu.
Perceraian beresiko meningkatkan masalah terutama di sekolah. Masalah akan perubahan-perubahan yang terjadi akibat perceraian mengakibatkan stres yang berat bagi remaja. Oleh karena itu harus didukung dengan dukungan sosial dari orang-orang sekitar.
Seorang remaja yang memiliki dukungan sosial yang baik dari kedua orangtuanya akan lebih merasa aman pada saat menghadapi kesulitan dan masalah baik dengan dirinya sendiri atau dengan orang lain dibandingkan dengan remaja yang memiliki dukungan sosial yang buruk dengan orangtuanya.
Riset baru-baru ini menunjukan bahwa faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja terhadap perceraian orangtua adalah jumlah konflik yang berkelanjutan antara kedua orangtua.
Orangtua yang dapat mengurangi tingkat konflik setelah perceraian akan membantu remaja menghadapi perceraian orangtua. Saat perceraian diharapkan orangtua tidak melibatkan anak dalam konflik dengan alasan apapun.
Penulis:
Afiyah Nur Hasanah
Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.