SEBAGAI manusia biasa kita seringkali merasa insecure atau tidak percaya diri. Rasa ini timbul karena melihat keadaan luar yang terlihat lebih baik dari yang kita rasakan. Insecure adalah perasaan ragu, cemas, dan kurang percaya diri yang dapat mengganggu berbagai aspek hidup. Seseorang yang mengalami insecure cenderung memiliki pikiran negatif terhadap dirinya sendiri.
Apa Itu Insecure?
Insecure adalah suatu kondisi yang ditandai dengan perasaan tidak aman, cemas, dan ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa cemas dengan tujuan hidup, hubungan, serta kapabilitasnya dalam menghadapi suatu masalah.
Bagi sebagian besar orang, perasaan tidak aman ini dapat mereda dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, insecure justru berisiko memicu kecemasan berlebihan, kehilangan kepercayaan diri, serta depresi.
Insecure adalah perasaan yang normal dan bisa dialami oleh siapa saja. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan mental, seperti stres hingga depresi.
Seiring bertambahnya usia rasa insecure terkadang muncul dengan sendirinya, insecure sebenarnya adalah hal yang normal dirasakan oleh setiap manusia, dan akan selalu ada, namun rasa cemas yang berlebihan dan terjadi dalam waktu yang lama dan tak kunjung mendapat penanganan maka akan sangat berdampak terhadap kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari.
Dampak insecure, dapat menjadikan kita sebagai orang yang pencemburu dimana kita selalu merasa iri akan kelebihan orang lain dan selalu menyalahkan kekurangan kita, dan menjadikan kekurangan sebagai sebuah kegagalan yang selalu diratapi.
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan insecure dan cara mengadapinya:
Lingkungan Toxic
Yang paling sering ditemui adalah orang-orang yang insecure terhadap diri mereka sendiri. Hal ini biasanya dipengaruhi lingkungan yang toxic, dimana lingkungan itu terlalu membebani akan standar hidup seseorang.
Contoh, sebagai mahasiswa dituntut untuk lulus di umur 22 tahun, lulus tepat waktu, menikah dan punya anak adalah keharusan dan ketika kita belum mencapai target itu akan dicap dan dibuat merasa gagal, sehingga rasa insecuritas itu muncul.
Standar kecantikan yang harus terpenuhi juga seringkali membuat kita merasa stres, orang yang tadinya merasa biasa-biasa saja dengan dirinya memakai produk lokal, kemudian dibandingkan dengan sesorang yang memakai tas impor yang bermerek, orang A yang tadinya merasa kulit wajahnya sudah sehat namun dibandingkan dengan orang B yang kulit wajahnya mulus bak idol korea, sehingga merasa tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada juga dapat menjadikan seseorang insecure terhadap diri sediri.
Cara mengahadapi lingkungan yang toxic adalah membuat batasan interaksi yang berlebih, sebagai makhluk sosial, manusia memang tidaklah lepas dari lingkungan, namun ketika lingkungan itu sudah tidak sehat maka kita perlu menetapkan batasan-batsan sebagai upaya untuk melindungi diri kita.
Kita juga bisa mencari dan bahkan membuat lingkungan yang sehat dengan mulai menghargai diri sendiri, menghargai hal-hal kecil yang ada di dunia ini. Selain itu selalu ingat bahwa tidak terpenuhinya standar hidup, kecantikan bukan salah kita sebaigai manusia ketika tidak memenuhi standar yang ada, ada hal-hal yang memang tidak bisa akita kontrol sepenuhnya, seperti kritik berlebih nan menjatuhkan, namun kita dapat mengkontrol diri kita untuk tetap fokus akan tujuan, memperbaiki kualitas diri dan memperbaiki kualitas hidup dan tidak terlalu memikirkan kritikan orang yang tidak membangun, dan satu hal yang benar-benar penting adalah stadar hidup dan kecantikan sesorang adalah hal yang sangat subjektif, tidak akan bisa disamaratakan untuk semua orang.
Perbandingan dan perbedaan juga merupakan yang akan sering kita temui dalam hidup, dan bagaimana kita menghadapinya adalah dengan ingat bahwa hidup terus mengalir, dan kadang memang tidak sesuai apa yang kita inginkan, jadi berbahagialah dengan cara kita sendiri untuk bisa bahagia.
Ekspektasi yang Tak Sesuai
Insecure tidak selalu datang dari pengaruh lingkungan saja, namun rasa insecure juga dapat muncul karena ekspektasi yang tak terpenuhi, lalu jiwa perfesionisme yang amat berlebih juga merupakan hal yang kurang baik, ketika kita selalu semua hal berjalan dengan sempurna, memikirkan segalanya akan sesuai dengan apa yang telah kita lakukan dan apa yang ada dalam benak kita dapat sesuai ekspektasi kita. Faktanya tidak semua hal dapat kita kontrol, terkadang suatu hal sangat jauh melenceng dari standar dan ekspektasi yang dibuat diri kita sendiri.
Perfecsionisme dan ekspektasi tercipta karena standar yang kita buat terhadap diri sendiri, penekanan terhadap diri sendiri yang berlebih justru hanya dapat membuat kita stress dan overthingking.
Jadi berhentilah mengharapkan kesempurnaan dalam hidup, tidak ada yang sempurna, semua memiliki kekurangan masing-masing, ketika kita menyadari bahwa semua tidak ada yang sempurna maka kita juga akan menyadari bahwa sesuatu tidak terjadi atas apa yang kita mau.
Krisis Kepercayaan Diri dan Kurang Mendapat Apresiasi
Kepercayaan diri memang dibangun oleh diri kita sendiri, namun kepercayaan diri dan apresiasi saling berhubungan dan berkaitan erat, kepercayaan diri dapat timbul dan berkembang karena adanya apresiasi dari lingkungan. Sebaliknya ketika kita sudah percaya diri namun lingkungan tidak mengapresiasai, terkadang kita merasa insecure dan sedikit ragu, karena pengaruh apresiasi dari luar juga menentukan tingkat kepercayaan diri kita.
Tidak adanya kepercayaan diri juga terkadang dapat timbul karena seseorang tersebut pernah dibully, jadi ketika seseorang memujinya malah membuat seseorang tersebut menjadi tidak percaya diri karena pujian tersebut menjadi terkesan sarkasme baginya. Tak jarang pola asuh orang tua yang salah juga dapat menyebabkan ketidak percayaan diri seseorang.
Hal yang pertama harus kita lakukan adalah mengpresiasi setiap hal kecil yang kita lalui, berterimakasih terhadap diri sendiri dan mulailah memberanikan diri. Ketika kita ingin diapresiasi oleh orang lain maka mulailah dengan apresiasi dirimu sehingga rasa kepercayaan diri muncul dengan sendirinya. Kita juga perlu mengenal diri kita lebih baik, apa yang kita inginkan, apa tujuan kita, apa yang membuat kita senang dan apa kekurangan kita, segingga ketika kita sudah mengenal diri kita dan bisa mengapresiasi hal kecil bahkan kekurangan diri kita dapat memberikan gambaran kepada orang lain bagaimana cara menghadapi kita.
Merasa Terdesak oleh Waktu dan Keadaan yang Ada
Dalam hidup mungkin kita tidak pernah terlepas dari waktu dan angka, waktu adalah hal yang berharga, melihat seseorang yang sudah sukses diusia belia, sedangkan kita yang sudah dewasa merasa bahwa ‘hidup kok masih begini-begini aja.’ Keadaan yang seakan juga ikut mendukung bahwa waktu yang telah kita lalui sebelumnya seakan sia-sia, dan merasa gagal lagi, merasa kurang lagi, padahal kita sudah sangat berkerja keras, sehingga rasa insecure terhadap pecapaian orang lainpun muncul secara menggebu-gebu.
Namun dibalik waktu dan keadaan yang tidak akan pernah bisa kita beli, kita bisa mengambil hikmah dari waktu dan keadaan yang telah berlalu, mensyukuri secercah peristiwa yang mungkin kita anggap biasa saja namun bagi orang lain adalah suatu keajaiban. Waktu juga terkadang membuat kita menjadi lebih memahami diri kita sendiri, dibalik kita yang ‘gagal’ terdapat kita yang juga bisa mengenal diri kita sendiri.
Solusi yang baik adalah dengan memanfaatkan waktu dan memperbaiki keadaan, membenahi diri lalu belajar dari kesalahan dan terus memperbaiki kekurangan menjadi kelebihan. Selalu ingat bahwa setiap orang memiliki masa dan setiap masa pasti ada orangnya, terus berusaha sampai masa kita tiba.
Jika kamu merasa bahwa hal-hal diatas tidak cukup membantu, kamu dapat menghubungi seorang ahli yang tentunya dapat membantu kebutuhanmu secara tepat.
Kesimpulan
Pada akhirnya memang insecurity itu memanglah akan selalu ada dalam kehiduapan manusia, merupakan hal normal jika kamu insecure terhadap suatu hal. Namun jangan pernah biarkan rasa insecure menguasai dirimu, tapi bagaimana cara kita mengontrol rasa insecurity menjadi kelebihan yang bisa kita syukuri, mencintai diri sendiri dan tetap bahagia sesuai dengan standarmu. Mungkin kata-kata yang telah saya tulis sangat mudah dibaca, namun kadang susah untuk diterapkan, tapi dengan memulai mencintai diri sendiri, belajar menghargai dan menutup telinga dari suatu hal yang negatif dapat memperbaiki rasa insecuritas. Saya menulis artikel ini juga berawal dari insecuritas namun bagaimana rasa insecure dapat membawa manfaat adalah hal yang berkualitas.
Penulis:
Jamilatul Fikiriyah
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.