KEPRIBADIAN (personality) adalah jumlah total keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Alasan paling penting mengapa seorang manajer perlu mengetahui bagaimana mengukur kepribadian adalah bahwa riset telah menunjukkan kegunaan uji kepribadian dalam keputusan perekrutan dan membantu manajer memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah pekerjaan.
Faktor-faktor penentu/pembeda kepribadian antara lain faktor hereditas/keturunan dan faktor lingkungan.
Karakteristik kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu. Berikut ini kerangka kerja teoritis kepribadian, antara lain:
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
MBTI adalah sebuah tes kepribadian yang mengelompokkan empat karakteristik dan mengklasifikasikan orang dalam satu dari 16 tipe kepribadian. Empat karakteristik tersebut yaitu:
Ekstrover (extroverted-E) versus Introver (introverted-I) – individu dengan karakteristik ekstrover digambarkan sebagai individu yang ramah, pandai bersosialisasi dan percaya diri. Sedangkan introver sebagai individu yang tenang, pendiam, dan pemalu.
Perasa (sensing-S) versus Intuitif (intuitive-N) – tipe perasa digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif bergantung pada proses tidak sadar dan melihat pada “gambaran umum”.
Pemikir (thinking-T) versus Perasa (feeling-F) – tipe pemikir menggunakan penalaran dan logika untuk menangani masalah. Sedangkan individu dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai–nilai dan emosi pribadi mereka.
Menilai (judging-J) versus Menerima (perceiving-P) – tipe menilai menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan terstruktur. Sedangkan tipe menerima cenderung lebih fleksibel dan spontan.
Model kepribadian Lima Besar (Big Five Model). Big Five Model yang dibentuk oleh John Bearden merupakan sebuah penilaian kepribadian yang mencakup lima dimensi dasar, yaitu:
Ekstraversi (extraversion) adalah sebuah dimensi kepribadian yang menjelaskan seseorang yang mampu bersosialisasi, ekspresif, dan percaya diri.
Mudah akur dan ramah (agreeableness) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang bersifat baik, kooperatif dan penuh kepercayaan.
Kehati-hatian (conscientiousness) adalah dimensi kepribadian yang menjelaskan seseorang yang bertanggungjawab, dapat diandalkan, gigih dan teratur.
Stabilitas emosional (emotional stability) adalah sebuah dimensi kepribadian yang mengarakterisasi seseorang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh (positif) versus mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak memiliki pendirian yang teguh (negatif).
Sifat kepribadian lainnya yang relevan dengan perilaku organisasi atribut-atribut lainnya yang merupakan prediktor kuat atas perilaku dalam organisasi, di antaranya:
Evaluasi inti diri yaitu kesimpulan akhir yang dimiliki individu tentang kemampuan, kompetensi, dan nilai mereka sebagai individu.
Pengawasan diri yaitu suatu sikap kepribadian yang mengukur kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal.
Kepribadian proaktif yaitu orang-orang yang mengidentifikasi peluang,menunjukkan inisiatif, mengambil tindakan, dan bertahan sampai perubahan yangberarti terjadi.
Nilai-nilai organisasi adalah prinsip-prinsip atau keyakinan bersama yang dipegang oleh suatu organisasi.
Nilai-nilai ini mencerminkan identitas, budaya, dan tujuan organisasi serta menjadi landasan bagi perilaku dan pengambilan keputusan di dalam organisasi.
Berikut adalah beberapa contoh nilai-nilai organisasi yang umum ditemukan:
Integritas: Organisasi yang menghargai integritas mendorong kejujuran, etika, dan tanggung jawab dalam semua aspek kegiatan mereka. Mereka berkomitmen untuk bertindak dengan integritas tinggi dalam hubungan internal dan eksternal.
Kolaborasi: Nilai kolaborasi mendorong kerjasama, tim kerja, dan komunikasi yang efektif antara anggota organisasi. Organisasi yang menganut nilai ini menghargai pendekatan inklusif dan saling dukung dalam mencapai tujuan bersama.
Inovasi: Nilai inovasi menekankan pentingnya pemikiran kreatif, eksperimen, dan penemuan baru. Organisasi yang menganut nilai ini mendorong karyawan untuk berpikir out-of-the-box, mencari solusi yang baru, dan mengadaptasi perubahan dengan cepat.
Kualitas: Nilai kualitas menekankan pentingnya memberikan produk atau layanan yang unggul dan memenuhi standar yang tinggi. Organisasi yang menganut nilai ini berkomitmen untuk keunggulan, pengembangan terus-menerus, dan kepuasan pelanggan.
Keberagaman: Nilai keberagaman mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan dalam hal ras, agama, budaya, gender, dan latar belakang lainnya. Organisasi yang menganut nilai ini menciptakan lingkungan inklusif yang mempromosikan kesetaraan dan penghargaan terhadap keanekaragaman.
Pelayanan: Nilai pelayanan menekankan pentingnya melayani pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat dengan sikap ramah, respon yang cepat, dan kepedulian. Organisasi yang menganut nilai ini fokus pada kepuasan pelanggan dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat.
Keberlanjutan: Nilai keberlanjutan menekankan pentingnya bertindak secara bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Organisasi yang menganut nilai ini berkomitmen untuk praktik bisnis yang berkelanjutan dan berdampak positif dalam jangka panjang.
Karakteristik nilai-nilai organisasi adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang melekat pada nilai-nilai tersebut.
Tingkatan organisasi. Mereka harus memengaruhi keputusan strategis, kebijakan, dan praktik operasional. Dalam hal ini, nilai-nilai organisasi menjadi landasan untuk memastikan keselarasan dan konsistensi dalam tindakan organisasi.
Tanggung Jawab Sosial: Karakteristik nilai-nilai organisasi dapat mencerminkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Nilai-nilai organisasi yang mengedepankan keberlanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan praktik bisnis yang etis dapat membantu organisasi memainkan peran yang positif dalam masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa karakteristik nilai-nilai organisasi dapat bervariasi antara satu organisasi dan yang lainnya. Setiap organisasi memiliki identitas dan budaya yang unik, sehingga nilai-nilai mereka dapat mencerminkan kebutuhan, tujuan, dan nilai-nilai inti organisasi tersebut.
Sifat-sifat dari nilai-nilai organisasi dapat mencakup beberapa hal berikut:
Universalitas: Nilai-nilai organisasi cenderung berlaku untuk seluruh organisasi, tanpa memandang jenis industri, ukuran, atau lokasi geografis. Nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan kolaborasi, misalnya, memiliki relevansi universal dalam konteks organisasi.
Stabilitas: Nilai-nilai organisasi biasanya stabil dan relatif konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Mereka mendasari identitas dan budaya organisasi dan tidak berubah secara drastis. Nilai-nilai ini memberikan kestabilan dan kesinambungan dalam orientasi dan perilaku organisasi.
Orientasi masa depan: Nilai-nilai organisasi sering kali memiliki orientasi pada tujuan jangka panjang dan pencapaian masa depan. Nilai-nilai tersebut mencerminkan visi dan arah yang diinginkan oleh organisasi, dan menjadi panduan dalam mengambil keputusan dan bertindak untuk mencapai tujuan tersebut.
Panduan etis: Nilai-nilai organisasi juga dapat berfungsi sebagai panduan etis dalam menjalankan kegiatan organisasi. Mereka mencerminkan prinsip-prinsip moral yang dipegang oleh organisasi, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial. Nilai-nilai ini membantu membentuk lingkungan yang etis dan memberikan arahan dalam menghadapi situasi yang kompleks dan berpotensi kontroversial.
Mengintegrasikan keputusan: Nilai-nilai organisasi digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi. Mereka membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil sejalan dengan tujuan, prinsip, dan norma organisasi. Nilai-nilai ini memainkan peran penting dalam memandu keputusan strategis, operasional, dan individu.
Diperlihatkan melalui perilaku: Nilai-nilai organisasi harus tercermin dalam perilaku anggota organisasi. Mereka harus ditunjukkan melalui tindakan sehari-hari, interaksi, dan keputusan yang diambil oleh individu dalam organisasi. Perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai organisasi membantu memperkuat budaya organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Dinamis: Meskipun nilai-nilai organisasi umumnya stabil, mereka juga harus memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan organisasi. Nilai-nilai dapat mengalami evaluasi dan perubahan seiring perubahan konteks dan tuntutan organisasi yang berkembang. Sifat-sifat ini memberikan kerangka kerja untuk pengembangan, implementasi, dan pemeliharaan nilai-nilai organisasi yang kuat dan efektif.
Penulis:
Putri Yenanda
Yovita Wawul
Mahasiswi Universitas Pamulang