TAHUKAH kalian apa itu motivasi? Motivasi adalah dorongan atau alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu.
Motivasi dapat bersifat intrinsik atau ekstrinsik, tergantung pada sumbernya. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri seseorang, seperti minat, bakat, hasrat, atau kepuasan. Motivasi ekstrinsik berasal dari luar diri seseorang, seperti penghargaan, uang, reputasi, atau tekanan.
Motivasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dapat mempengaruhi kualitas dan kreativitas karya, produktivitas dan efisiensi kerja, kepuasan dan kesejahteraan diri, serta inovasi dan kemajuan organisasi. Motivasi juga dapat membantu seseorang untuk mengatasi tantangan, hambatan, atau kejenuhan dalam hidup.
Mengapa motivasi kerja karyawan sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan perusahaan?
Hubungan motivasi dengan pekerjaan adalah hubungan yang saling mempengaruhi dan membutuhkan. Hubungan motivasi dengan pekerjaan dapat dilihat dari dua arah, yaitu:
• Motivasi mempengaruhi pekerjaan.
Motivasi dapat membangkitkan semangat, keinginan, dan kemauan yang tinggi dalam bekerja. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, kreativitas, dan inovasi dalam pekerjaan.
• Pekerjaan mempengaruhi motivasi.
Pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, hasrat, atau kepuasan seseorang dapat meningkatkan motivasi intrinsiknya.
Bagaimana Bentuk Karakteristik Pekerjaan?
Teori yang dikembangkan oleh Hackman dan Oldham yang didasarkan pada gagasan bahwa tugas itu sendiri adalah kunci motivasi karyawan. Teori ini mengidentifikasi lima karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi tiga keadaan psikologis kritis, yaitu:
• Keragaman keterampilan (skill variety).
Tingkat sejauh mana pekerjaan membutuhkan berbagai keterampilan dan kemampuan dari karyawan.
• Identitas tugas (task identity).
Tingkat sejauh mana pekerjaan memungkinkan karyawan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan secara utuh dan dapat mengenali hasilnya.
• Signifikansi tugas (task significance).
Tingkat sejauh mana pekerjaan memiliki dampak yang penting dan bermakna bagi orang lain, baik di dalam maupun di luar organisas.
• Otonomi (autonomy).
Tingkat sejauh mana pekerjaan memberikan kebebasan, kemandirian, dan diskresi kepada karyawan untuk menentukan jadwal, prosedur, dan metode kerja mereka.
• Umpan balik (feedback).
Tingkat sejauh mana pekerjaan memberikan informasi langsung dan jelas tentang efektivitas kinerja karyawan.
Keadaan psikologis kritis yang dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan tersebut adalah:
• Mengalami makna kerja (experienced meaningfulness of work). karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki nilai dan penting.
• Memikul tanggung jawab akan hasil kerja (experienced responsibility for work outcomes).
Karyawan merasa bertanggung jawab atas hasil pekerjaan mereka.
• Pengetahuan akan hasil kerja (knowledge of results).
Karyawan mengetahui dan memahami seberapa baik atau buruk mereka melaksanakan pekerjaan mereka
Keadaan psikologis kritis ini selanjutnya akan mempengaruhi hasil-hasil kerja yang diinginkan, yaitu:
• Motivasi kerja internal (internal work motivation).
karyawan memiliki dorongan internal untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik karena mereka merasa tertarik, terlibat, dan puas dengan pekerjaan mereka.
• Kualitas kinerja (work performance quality).
Karyawan melakukan pekerjaan mereka dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan.
• Kepuasan kerja (work satisfaction).
Karyawan merasa senang dan puas dengan pekerjaan mereka.
• Ketidakhadiran (absenteeism).
Frekuensi dan durasi ketidakhadiran karyawan dari tempat kerja karena alasan yang tidak sah atau tidak dibenarkan.
• Perputaran karyawan (turnover).
Frekuensi dan jumlah karyawan yang meninggalkan organisasi secara sukarela atau tidak sukarela dalam periode tertentu.
Penulis:
Siti Azizah
Universitas Pamulang