TANGSELXPRESS – Ahli Digital Forensik Perbankan, Solichul Huda memeberikan tanggapan mengenai gangguan siber yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI). Menurut dia, gangguan siber yang dialami BSI dinilai bukan berasal dari ransomware seperti yang selama ini diberitakan.
“Saya mendukung pernyataan direktur Utama BSI Hery Gunardi, bahwa ada kemungkinan BSI mendapat serangan siber, namun bukan ransomware,” ucap Solichul seperti dikutip dari laman Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Senin (15/5/2023).
“Ada beberapa nasabah yang dapat melakukan transfer ke bank lain lewat M-banking. Artinya tuduhan terkena ransomware tipis. Kalau terkena virus tersebut, pasti tidak mungkin aplikasi m-banking dapat dibuka apalagi untuk transfer,” lanjut Anggota Dewan Pakar PKS itu.
Doktor Ilmu Komputer ITS yang mengupas soal fraud perbankan ini menceritakan pengalamannya dalam menangani gangguan siber di dunia perbankan. Menurutnya, fitur I-banking atau m-Banking memberi celah diserang virus oleh hacker.
“Semenjak BSI dan Bank Nasional Lainnya memberikan fitur I-banking, M-Banking risiko terkena virus, dibobol hacker memang semakin terbuka. Namun pengalaman saya 12 tahun dalam menangani kasus perbankan nasional, kemungkinan kecil kekacauan ini akibat virus,” jelasnya.
“Yang saya tahu itu ada perbedaan pencodean data dan sistem operasi yang dipakai. Sampai saat ini belum ada virus yang dapat beroperasi di komputer perbankan kecuali di aplikasi m-bankingnya itu bisa,” sambungnya.
Ia pun memberi beberapa kemungkinan terjadinya error di sistem perbankan BSI mulai gangguan database sampai aplikasi yang error akibat masuknya visis le sistem M-banking.
“Dari analisis saya, kemacetan operasional aplikasi perbankan ada beberapa kemungkinan database ada gangguan, sehingga rusak aplikasi tidak dapat dijalankan. Database ada gangguan itu belum tentu karena di hack atau yang sejenis, bisa jadi ketika terjadi proses penyimpanan track tempat menyimpan rusak,” ungkapnya.
“Aplikasi yang error, yang kemungkinan disebabkan ada virus yang masuk lewat aplikasi m-banking. Namun kemungkinan ini kecil terjadi dan menjadi penyebab utama kerusakan data, walau kemungkinan tetap ada. Penyelesaiannya,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan Dewan Pakar PKS siap membantu permasalahan yang dialami oleh BSI agar masyarakat dalam hal ini nasabah bisa mengakses kembali I-banking mereka.
“Demi merah putih, bangsa dan negara indonesia, kami dewan pakar DPP PKS bersedia membantu BSI baik untuk aplikasi BSI atau menjelaskan ke masyarakat tentang kondisi yang terjadi. Kami sudah berpengalaman untuk membantu kasus seperti ini. Seandainya betul ada permintaan tebusan dari virus ransomware kami sarankan tidak usah didengarkan. Bisa jadi dia yang memanfaatkan kegaduhan ini, seolah olah dia yang membuat BSI macet,” tambahnya.