TANGSELXPRESS – Siang itu, hati Rendy senang bukan main. Maklum, dia baru saja mendapat voucher menginap Bersama keluarga di sebuah hotel yang baru saja dibuka di Kawasan Glodok, Kota Tua, Jakarta.
Rendy senang, voucher itu bisa dia gunakan Bersama istri dan anak-anaknya. “Lumayan nih, udah lama juga gak liburan,” batin Rendy sambil mengarahkan mobilnya pulang ke Bekasi.
Singkat cerita, Rendy dan Dian sepakat untuk menggunakan voucher itu di hari Kamis. Kebetulan, Dian, istri Rendy di hari itu mendapatkan libur dari kantornya.
“Kita ajak anak-anak ya mam,” kata jurnalis yang biasa malang melintang di desk politik itu.
Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB saat Rendy bersama keluarganya tiba di hotel itu. Oleh resepsionis yang memproses vouchernya, Rendy mendapatkan kamar yang paling mewah.
Tak ada yang mencurigakan saat Rendy, Dian dan anak anak mereka masuk kamar itu. Semuanya terlihat baik-baik saja.
Namun, situasi berubah saat Rendy baru saja merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sementara Dian membongkar koper pakaian mereka.
Rendy yang rebahan di tempat tidur dikejutkan oleh suara telepon yang berdering.
Kriiing….kriiiing…..kriiing….
Rendy yang tak jauh dari telepon segera mengangkatnya. Senyap….tak ada suara yang menyaut.
Rendy pun Kembali meletakkan gagang telepon di tempat semula.
Namun, tak lama kemudian telepon Kembali berdering tiga kali.
Kriiing….kriiing….kriiiing…..
“Halooo, dengan siapa ini?” tanya Rendy.
Namun, lagi-lagi tak ada jawaban. Hanya senyap di ujung telepon.
Dan setengah putus asa Rendy Kembali meletakkan gagang telepon di tempat semula.
“Siapa sih ini, iseng banget,” gerutu Rendy.
Dan sedetik setelah meletakkan gagang telepon itu, dering telepon Kembali berbunyi.
“Halooo, dengan siapa ini?,” tanya Rendy.
Hati Rendy seketika terkesiap kaget saat di ujung telepon ada suara Wanita menjawab dengan lirih.
“Kamu jahat…..kamu jahat…kamu jahat…..” kata sang wanita diujung telepon.
Sontak, Rendy terkejut dan segera menutup telepon itu. Hati dan pikirannya seketika kacau.
Belum juga dia menyadari apa yang terjadi, telepon kembali berdering.
Kriiing….kriiiing….kriiing…..
Sempat ragu-ragu, Rendy akhirnya tetap mengangkat telepon itu. Lagi-lagi, di ujung telepon wanita tadi kembali mengatakan hal yang sama. Suaranya sama persis, lirih dan seperti orang yang sangat menderita.
“Kamu jahat…..kamu jahat,” kata dia.
Merasa diteror, Rendy memutuskan untuk ke meja resepsionis. Menanyakan siapa yang menelepon ke kamarnya.
Namun, jawaban petugas hotel sangat mengejutkannya. Dari hasil penelurusan di komputer hotel, tidak ditemukan adanya panggilan ke kamar Rendy di jam yang sama.
“Duh, ini udah gak bener,” batin Rendy.
Seketika, dia langsung mengajak Dian dan anaknya keluar dari hotel itu. “Kita pulang aja deh ma, ada hantu di hotel ini,” kata Rendy.
Saat itu juga, Rendy dan keluarganya memilih pulang.