TANGSELXPRESS – Jalan Cirendeu Raya, Kota Tangerang Selatan kian hari terus menjadi sorotan. Hal itu menyusul adanya penumpukan kendaraan yang menimbulkan kemacetan jalan yang tak kunjung ada solusinya.
Kemacetan panjang pun sering terjadi pada jam-jam sibuk seperti jam pulang sekolah dan sore hari jam pulang kerja. Ada beberapa titik kemacetan terjadi di Jalan Cirendeu Raya, seperti kemacetan terjadi di jalan keluar masuk SMAN 8 atau SMPN 2 di wilayah Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur.
Bahkan titik kemacetan juga terjadi di persimpangan Jalan Cirendeu Raya – Jalan Taruma Negara, persimpangan Polairud arah Purnawarman, persimpangan South City, hingga persimpangan depan Universitas Terbuka, Jumat 27 Januari 2023.
Sekian lama isu kemacetan di jalan penghubung Bogor, Depok, Tangerang Selatan dan DKI Jakarta itu pun tampaknya belum mendapatkan solusi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Pasalnya, Jalan Cirendeu Raya – Lebak Bulus tersebut masuk kewenangan anggaran Provinsi Banten.
Menyusul dengan adanya isu kemacetan itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sri Lintang Rossi Aryani angkat bicara. Menurut Lintang, kemacetan akhir-akhir ini terjadi karena ada beberapa faktor.
“Mengenai kemacetan kendaraan di Jalan Raya Cirendeu, khususnya di sore hari ada beberapa penyebab. Pertama, depan Lab School sepanjang sekitar 1 kilo meter ada pengecoran jalan beberapa waktu lalu,” terang Sri Lintang Rossi Aryani.
“Yang kedua, perbaikan drainase di depan SMA N 8, SMPN 2 dan di SDN Cirendeu 3. Menumpuknya kendaraan dari berbagai jenis yang bertepatan dengan jam pulang kerja,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, kata Lintang, kemacetan di Jalan Cirendeu Raya juga terjadi akibat padatnya arus lalu-lintas dari arah Pondok Cabe menuju Lebak Bulus dan sebaliknya. Dimana para pengguna jalan berusaha untuk saling mendahului.
Dengan adanya isu kemacetan itu, pihaknya pun tidak tinggal diam. Lintang pun memberikan beberapa solusi kepada Pemkot Tangsel maupun Pemprov Banten agar dapat menekan kemacetan yang sering terjadi di Jalan Cirendeu Raya, Kota Tangerang Selatan.
“Solusi pertama, peningkatan jalan di lakukan di anggaran murni, jadi tidak semua perbaikan numpuk di bulan-bulan terakhir. Perbaikan drainase dilakukan secara simultan, setelah penggalian langsung dipasang U- Ditch,” ujar Lintang.
“Harusnya posisi U-Ditch sudah tersedia di dekat penggalian, jadi di gali langsung tutup. Berkoordinasi juga dengan pemasangan kabel optik, pipa air minum dan lainnya sehingga tidak setiap saat bergantian menggali,”urainya.
Kendati demikian, legislatif DPRD Tangerang Selatan dari Dapil Ciputat Timur itu pun menilai perlunya ada penambahan traffict light di beberapa titik persimpangan. Khususnya di persimpangan yang padat seperti persimpangan South City.
Dengan begitu, Lintang pun berharap untuk mengurai kemacetan di Jalan Cirendeu Raya, pihak Polisi Lalu-lintas dan Dinas Perhubungan dapat diterjunkan setiap saat. Sehingga kemacetan dapat diatasi.
“Berikutnya perlu penambahan rambu lalu-lintas atau traffic light di beberapa titik, khususnya dipertigaan yang padat kendaraan seperti pertigaan South city, pertigaan Polairud arah Purnawarman,”ujar Lintang.
“Juga harus terjunkan beberapa Polantas dibantu petugas DLLAJR di titik-titik rawan macet. Bila memungkinkan pelebaran jalan satu meter kanan dan kiri,” pungkasnya.
Pantauan wartawan dilokasi, kemacetan di Jalan Cirendeu Raya – Lebak Bulus terjadi setiap hari, khususnya pada jam pulang kerja. Bahkan, penumpukan kendaraan pun terjadi hingga mencapai sekitar 2 kilo meter.
Sementara, pihak Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas PUPR Provinsi Banten belum dapat dimintai keterangan terkait solusi kemacetan di Jalan Cirendeu Raya-Lebak Bulus. Meski begitu, wartawan masih berupaya mendapat keterangan dinas terkait solusi kemacetan tersebut.