TANGSELXPRESS – Chiki ngebul sebuah jajanan yang menggunakan nitrogen cair tengah menjadi sorotan dan perbincangan publik di tanah air, tak terkecuali Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Bukannya tanpa sebab, jajanan Cikhi ngebul akhir-akhir ini dinilai berbahaya serta dilarang di sejumlah daerah. Bahkan Chiki ngebul dikabarkan telah memakan korban.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan Puskesmas di Tangsel mengawasi produk pangan yang menggunakan nitrogen cair.
Kepala Dinkes Tangsel Alin Hendalin menerangkan, pihaknya terus memberikan edukasi kepada pelaku usaha, anak sekolah, restoran, tempat pengelolaan pangan (TPP) selain restoran maupun masyarakat terhadap bahaya nitrogen cair pada pangan siap saji yang menyebabkan keracunan di sejumlah daerah.
“Dinas Kesehatan juga mengimbau kepada fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaporkan ke dinas, jika menemukan kasus kejadian luar biasa yang disebabkan keracunan pangan oleh nitrogen cair melalui Sistem kewaspadaan Dini dan Respon pada Surveilans, Dinas Kesehatan akan melaporkan secara berjenjang ke tingkat provinsi sampai dengan ke tingkat pusat,” ungkap Alin, Sabtu (14/1).
Belum Ditemukan Kasus di Tangsel
Dia menjelaskan, sampai 12 Januari 2023 kemarin, tidak ditemukan laporan kasus keracunan pangan terkandung nitrogen cair yaitu ice smoke atau ciki ngebul.
“Namun, upaya pencegahan dan peningkatan kewaspadaan pada penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji tentunya terus dilaksanakan,” kata dia.
Alin juga menerangkan, perlunya edukasi kepada masyarakat khususnya para orang tua dan pelaku usaha panganan bahwa penambahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau keracunan pangan.
Gejala Awal
Dampak awal dari keracunan atau gangguan kesehatan akibat mengonsumsi panganan terkandung nitrogen cair berupa radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit.
“Selain itu menghirup banyak uap yang dihasilkan dapat memicu kesulitan bernafas yang cukup parah dan dapat menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar bahkan dapat memicu kerusakan internal organ,” jelas dia.
“Jika mengalami kasus keracunan pangan oleh nitrogen cair, segera ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat atau menghubungi hotline Dinas Kesehatan di nomor telefon 119 atau hotline Puskesmas untuk mendapatkan penanganan segera,” imbuhnya.
Temuan Kemenkes
Kementerian Kesehatan menemukan kasus baru anak keracunan nitrogen cair dari makanan Chikibul atau ciki ngebul. Temuan itu sedang diinvestigasi Kemenkes.
“Hari ini ada laporan, satu dari Jawa Timur bahwa ada kemungkinan anak yang mengalami kejadian atau keracunan terkait dengan ciki ngebul ini. Saat ini sedang dilakukan investigasi dan kita juga melakukan pemantauan baik itu dari maupun puskesmas rumah sakit,” kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Anas Maruf saat konferensi pers.
10 Kasus Keracunan
Hingga saat ini, total ada 10 kasus keracunan akibat nitrogen cair dari ciki ngebul di Indonesia. Kasus tersebut tersebar di Jawa Timur, dan Jawa Barat.
“Total yang dilaporkan dengan gejala ya, di Ponorogo (Jawa Timur) satu orang. Kemudian, di Tasikmalaya (Jawa Barat) adalah 23 orang ya tapi yang bergejala hanya 7 orang. Kemudian, satu orang di rumah sakit di Jakarta. Kemudian satu lagi ini baru dilaporkan dari Jawa Timur,” tambah Anas.
Anas memastikan, keracunan ini akibat nitrogen cair, bukan karena snack yang dikonsumsi. Adapun Chikibul adalah snack yang ada di pasaran disajikan menggunakan nitrogen cair sehingga ada sensasi napas naga ketika dikonsumsi.
“Snacknya enggak masalah, itu chiki-chikian yang ada di pasaran. Tapi kali ini penyajiannya dengan nitrogen cair. Ini lah yang menjadi risiko kesehatan terkait penggunaan nitrogen cairnya. Jadi bukan keracunan pangan karena chiki-chikiannya,” jelas Anas.