TANGSELXPRESS – Loji Gandrung merupakan salah satu situs sejarah yang saat ini masih dijaga dan dilestarikan oleh Pemerintah Kota Solo (Surakarta). Pasalnya, dalam menjaga situs sejarah kuno tersebut Pemkot Solo menjadikan Loji Gandrung sebagai Rumah Dinas Wali Kota.
Selain memiliki tekstur bangunan unik bergaya Eropa, rupanya Loji Gandrung juga memilik sejarah terkait Presiden RI pertama yakni Presiden Soekarno. Hal itu lantaran, Loji Gandrung memiliki ruangan di posisi sebelah sisi kanan yang dijadikan sebagai area tempat tidur dan masyarakat Solo menyebut ruangan itu dengan nama ruang Soekarno.
Sebab, karena ruangan itu adalah ruangan utama yang paling inti dan sering digunakan sebagai tempat Soekarno bermain piano serta beristirahat untuk melepaskan rasa lelah akibat bertugas seharian, Selasa 13 Desember 2022.
Melansir dari Badan Otorita Borobudur, tampak kondisi dari bangunan Loji Gandrung masih terlihat kokoh dan merupakan peninggalan dari masa kolonial Eropa yang selalu tetap terjaga hingga masa sekarang. Arsitektur bangunan yang dimiliki juga sangat khas dan memiliki nilai guna.
Karakteristik yang paling mencolok dari Loji Gandrung adalah memiliki bangunan seperti layakanya nuansa Eropa kuno yang selalu terjaga. Bahkan, lokasi dari bangunan ini cukup strategis lantaran keberadaannya berada di tengah kota yakni di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Selasa 13 Desember 2022.
Ada hal unik yang paling dominan dari bangunan bersejarah klasik Loji Gandrung adalah mempunyai model atap berbentuk sirap kayu yang menutup hingga keseluruhan bangunan yang membentuk mirip segi lima. Lalu, pada bagian atas memiliki sebuah menara yang berbentuk semu dengan tipe berbentuk kaca patri yang melambangkan kemegahan Kota Solo. Bahkan, Loji Gandrung ada semenjak masa pemerintahan Belanda.
Loji Gandrung memiliki konsol-konsol dengan hiasan berbentuk mirip sulur, bangunan ini berdiri diatas tanah seluas sekitar 6.259 meter persegi, dengan kapasitas luas bangunan Loji yaitu 842, 5182 meter persegi. Adapun ciri khas dari bangunan Loji Gandrung memiliki model pada bagian depan yang ditutupi oleh beberapa ruangan penyekat, ditambah dengan ruangan sebelah kiri sering digunakan sebagai ruang area pertemuan.
Bangunan Loji Gandrung juga mempunyai 2 sayap di dalam bangunan, yang menjadikan bangunan tersebut tampak gagah dan kokoh. Sayap bagian barat berperan sebagai kantor bagian staf, sementara sayap bagian kiri sering sekali dijadikan sebagai lokasi dan tempat untuk menerima para tamu yang datang. Lalu, di bagian belakang memiliki pandopo sebagai tempat pertemuan bagi para petinggi negara.
Sejarah dari keberadaan Loji Gandrung sudah ada semenjak masa Belanda. Keberadaan dari bangunan ini dulunya merupakan kediaman dari seorang tokoh yang sangat terkenal dan pemilik pabrik gula di Indonesia. Tidak hanya itu, usia dari bangunan ini juga sudah sangat lama yaitu kurang lebih 1 abad. Bangunan ini juga memiliki keterikatan yang sangat khusus dengan Keraton Surakarta.
Rumah bergaya arsitektur Eropa ini merupakan kediaman dari keluarga Dezentje, yang selalu menjalin hubungan baik dengan para kolonial Belanda ketika itu. Kemudian pada tahun 1819, putranya yang bernama Agustinus Dezentje, menikahi salah satu keluarga dari Kesultanan Surakarta yang bernama Raden Ayu Cokro Kusumo. Atas pernikahan inilah kemudian kedua belah pihak mendiami rumah ini sebagai rumah keluarga.
Selain itu, pada masa pemerintahan Belanda pemainnya juga dijadikan sebagai markas besar para pemuda Indonesia dalam melawan Belanda. Alasannya adalah karena markas ini sangatlah aman dan tidak mudah untuk di ketahui keberadaannya. Itulah sebabnya di masa sekarang, beberapa keturunan dari pemilik Loji Gandrungini dan juga Pemkot Solo menjadikan Loji Gandrung sebagai rumah dinas untuk Walikota Solo.