TANGSELXPRESS – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie menghadiri tabligh akbar di Masjid Al-Kautsar, Komplek Villa Dago, Pamulang, Tangerang Selatan. Dalam menghadiri acara tersebut, Benyamin Davnie membagikan pengalamannya soal dahsyatnya sholawat.
Pantauan TANGSELXPRESS dilokasi, Benyamin Davnie tidak sendiri saat hadir sebagai tamu undangan dalam tabligh akbar tersebut. Bahkan, tampak mantan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany pun turut hadir dilokasi, Sabtu 29 Oktober 2022.
Ada hal yang menarik saat tabligh akbar dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H dengan mengusung tema “Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW, Dalam Meningkatkan Iman, Tagwa dan Ukhuwah Islamiyah” di Masjid Al-Kautsar, Villa Dago, Pamulang, Tangerang Selatan
Hal menarik dalam acara tersebut, yakni salah satunya pengalaman Benyamin Davnie terkait dahsyatnya makna sholawat yang dirasakannya.
“Ini pengalaman saya yang saya alami sendiri, sholawat sangat dahsyat bagi saya,” terang Benyamin Davnie saat dijumpai TANGSELXPRESS dilokasi.
Seperti diketahui, sholawat adalah salah satu bentuk doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Ada sejumlah hadist yang menyebutkan tentang dahsyatnya sholawat.
Dahsyatnya sholawat salah satunya disebutkan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa Rasulullah SAW akan memberikan syafaat paling banyak kepada orang yang bersholawat.
“Dahsyatnya sholawat luar biasa, saya mengalami secara pribadi dengan luka di tangan saya sangat luar biasa. Saat itu tangan saya berdarah dan daging saya sobek sampai kelihatan tulangnya,”ungkap Benyamin Davnie.
“Tahu ga, pas saat itu saya bacakan sholawat rasa sakit itu hilang, dan darahnya berhenti seketika bahkan cepat sembuh. Dahsyatnya sholawat itu luar biasa, bukan saja di akhirat tapi di dunia, syafaat itu sangat dahsyat,”pungkasnya.
Meski demikian, Benyamin Davnie berharap acara keagamaan seperti ini harus ditingkatkan untuk diselenggarakan masyarakat di Tangerang Selatan.
Pasalnya, acara keagamaan seperti peringatan 1 Muharram, Ramadhan dan lainnya bukan saja menjadi salah satu kegiatan tradisi, akan tetapi untuk memperkokoh benteng keimanan.
Sebab hal tersebut sangat penting untuk komunikasi dan koordinasi antara para pemuka agama, ulama, ustaz dan ustazah serta pengurus DKM untuk menggerakkan potensi-potensi masyarakat.