TANGSELXPRESS – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan temukan fakta memmprihatinkan di Danau Toba, Sumatera Utara. Penemuan itu dianggap Luhut cukup memprihatinkan.
Menurut Luhut, temuan fakta memprihatinkan di Danau Toba itu diperolehnya ketika dirinya berkunjung di kampung halamannya beberapa hari lalu, Jumat 21 Oktober 2022.
“Ketika pulang ke kampung halaman beberapa hari lalu, saya menemukan fakta yang cukup memprihatinkan bahwa kita semakin menjauhi adat istiadat dan budaya Batak,” jelas Luhut Binsar Pandjaitan seperti dikutip TANGSELXPRESS melalui akun Isntagram pribadinya.
“Contohnya, anak-anak di kawasan Danau Toba kini semakin sedikit yang mahir berbahasa Batak, padahal dahulu kita rutin menggunakan bahasa Batak untuk bahasa percakapan sehari-hari,”sambungnya.
Dengan demikian, Luhut pun menjelaskan secara detail terkait penetapan Kaldera Toba menjadi Unesco Global Geopark. Kata Luhut, Danau Toba menjadi salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas.
“Sebetulnya kita sama-sama sudah melihat berkah Tuhan YME diberikan melalui ditetapkannya Kaldera Toba menjadi UNESCO Global Geopark dan pemerintah pun menyambut hal ini dengan mengambil Danau Toba sebagai salah satu dari Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas,” jelas Luhut.
“Inilah tantangan sekaligus kesempatan bagi kita, masyarakat Batak untuk merawat kebudayaan agar tidak terus tergerus dengan kemajuan zaman. Karena itu, saya sungguh mengapresiasi dan menyatakan kesiapan untuk berkontribusi dalam Kongres Kebudayaan Batak Toba hari ini,” tuturnya.
Dengan adanya itu, Luhut menyampaikan permohonan maaf teekait hal tersebut. Pasalnya, Luhut saat ini temgah disibukkan dengan agenda peesiapan KTT G-20.
“Permohonan maaf tentu lebih dahulu harus saya sampaikan karena hanya bisa hadir via online dalam acara yang sangat penting seperti ini, dikarenakan kepadatan agenda dalam rangka persiapan KTT G-20 yang tinggal menghitung hari,” ujar Luhut.
Di lain sisi, Luhut menegaskan bahwa komitmen dan dukungannya untuk pelestarian Budaya dan Adat Istiadat para tetua Batak tak akan pernah berkurang.
Sementara, Luhut pun menjelaskan terkait mengapa dirinya terus mendorong keluarga untuk berkontribusi dan mendedikasikan diri melestarikan Budaya leluhur, salah satunya yaitu kain ulos tradisional Batak melalui usaha rintisan yang diberikan nama Toba Tenun.
Dengan menggandeng penenun dan pemasok kain untuk bersama-sama mengembangkan produk lokal khas Tanah Toba. Luhut berharap, upaya ini setidaknya mampu terus menjaga nilai-nilai tradisi Batak.
“Saya yakin kita hadir disini dengan semangat dan niat yang satu, untuk menjaga dan melestarikan adat budaya Batak Toba. Semoga kasih Tuhan YME meliputi kita semua agar pelestarian kebudayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Toba bisa kita wujudkan dan nikmati bersama-sama,” urainya.
“Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu bontean. Leleng ma antong hita mangolu. Sahat tu parhorasan sahat tu panggabean. Horas horas horas!,” pungkas Luhut Binsar Pandjaitan.