TANGSELXPRESS – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menggencarkan edukasi publik soal kasus gangguan ginjal akut.
Menurut dia, hal ini penting karena masih banyak masyarakat yang belum mengenali gejala dan tindakan yang harus dilakukan jika anak-anak mengalami gangguan ginjal akut tersebut.
“Justru sekarang banyak informasi yang belum tentu benar beredar di masyarakat. Misalnya apakah kasus ini disebabkan paracetamol atau tidak? Komunikasi publik seperti inilah yang harus dikelola dengan baik oleh Kemenkes maupun BPOM, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang benar dari sumber resmi dan bisa mencegah dampak dari ‘kesimpangsiuran’ informasi itu” kata Netty dalam keterangannya, Selasa, (18/10).
Menurut Netty, jika masyarakat tidak mengenali gejala penyakit tersebut, maka penanganan penyakit tersebut akan terlambat dilakukan dan dapat berujung pada kematian.
Diketahui sebelumnya, menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 11 pasien gagal ginjal misterius yang meninggal di Bali tersebut karena terlambat mendapatkan penanganan.
“Oleh karena itu pemerintah harus melakukan sosialisasi mengenai penyakit ini secara masif dengan berbagai strategi dan platform media. Banyak orang tua yang masih menganggap penyakit ini sebagia flu ataupun pilek biasa sehingga penanganannya tak tepat sasaran,” kata Netty.
Terakhir, Netty meminta agar pemerintah secara ketat mengawasi obat batuk asal India yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal pada anak di negara Gambia.
“Meskipun menurut BPOM empat obat sirup tersebut tidak terdaftar di Indonesia, namun harus tetap diawasi ketat jika ada yang mengedarkan. Kita tahu ada banyak obat yang tidak terdaftar di BPOM ataupun kemenkes, tapi bisa beredar luas,” tutup Netty.
Sebelumnya, Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Indonesia terus bertambah menjadi 156, data ini berdasarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 17 Oktober 2022. Jumlah ini adalah total kasus yang dilaporkan di sejumlah provinsi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan Pulau Jawa menyumbang kasus gagal ginjal akut misterius anak terbanyak. Pelaporan kasus terbanyak di DKI Jakarta, disusul Jawa Barat.
Walau begitu, Maxi tidak menyebut lebih rinci masing-masing jumlah kasus gagal ginjal akut misterius atau yang disebut gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) Progresif Atipikal di tiap provinsi maupun pulau.
“Yang sudah melaporkan sampai hari ini (17 Oktober 2022) itu ada 156 kasus. Jadi, semua kasus yang ada gejala ginjal akut misterius ini kita lakukan testing (pemeriksaan),” ungkap Maxi dikutip dari Liputan6.