TANGSELXPRESS – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan jika suatu negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat agar bisa bersaing di masa depan.
Jokowi juga berujar jika ekonomi Indonesia mampu bersaing dengan negara lain di masa depan dengan menerapkan tiga fondasi utama. Salah satunya digitalisasi.
“Selamat sore. Di masa depan, bukan negara besar yang akan mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya yang akan mengalahkan negara miskin, melainkan negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat,” ujar Jokowi seperti dikutip dari unggahan di akun Instagram miliknya, Jumat (5/8).
“Lalu apa yang dibutuhkan Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain di masa depan? Dibutuhkan setidaknya tiga fondasi utama: infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi,” sambungnya.
Jokowi berujar jika infrastruktur yang sedang dibangun saat ini diperkirakan hasilnya akan didapat dalam kurun waktu 5 atau 10 tahun kedepan.
“Infrastruktur yang kita bangun saat ini, hasilnya mungkin baru akan terasa nanti lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Dalam tujuh tahun ini, kita telah menambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan bukan tol, 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 38 bendungan baru, hingga irigasi 1,1 juta hektare,” ujarnya.
Untuk hilirisasi dan industrialisasi, nilai ekspor bahan mentah nikel Indonesia mengalami peningkatan sejak 2017 hingga tahun lalu.
Hilirisasi dan industrialisasi, mulai kita laksanakan dan pemerintah mendapatkan banyak keuntungan. Anda tahu, nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya mencapai USD1 miliar atau Rp15 triliun. Begitu ekspor bahan mentah kita hentikan di tahun 2017, nilai ekspor nikel kita di 2021 mencapai lebih Rp300 triliun!,” terangnya.
Lalu digitalisasi, utamanya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah. Ada 65,4 juta UMKM di Indonesia, yang semuanya berkontribusi pada 61 persen ekonomi Indonesia.
“Jika hilirisasi dan industrialisasi tersebut dilakukan secara konsisten, saya yakin, PDB/GDP ekonomi Indonesia yang saat ini USD1,2-1,3 triliun menjadi di atas USD3 triliun — ranking tujuh dunia di tahun 2030 dan keempat dunia di tahun 2045,” tambah presiden Ke-7 RI itu.