TANGSELXPRESS – CEO sekaligus Founder Horizon David Daniel Luthen melihat adanya fragmentasi yang diakibatkan oleh kesenjangan dalam konektivitas antarpihak, baik dari para pemain logistik, pihak atau perusahaan yang menggunakan jasa logistik, serta pemerintah.
”Permasalahan fragmentasi tersebut menimbulkan berbagai masalah lain, diantaranya adalah kurangnya visibilitas untuk memantau proses logistik yang sedang berlangsung,” terang David dalam rilis yang diterima redaksi.
“Kurangnya transparansi harga untuk perusahaan para pengguna jasa logistik, kesulitan dalam melakukan perkiraan permintaan pasar, dan masih banyak hal lainnya. Hal ini juga turut diperparah oleh pandemi Covid-19 yang melanda secara global dalam dua tahun terakhir, serta situasi geopolitik yang terjadi dari beberapa waktu kebelakang hingga sekarang,” tambah David.
Sementara untuk memajukan perekonomian di bidang ini, maka industri logistik harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, memudahkan layanannya untuk diakses oleh usaha mikro dan UMKM.
Dari pengalamannya selama 25 tahun bekerja di berbagai perusahaan global di berbagai bidang industri, David meyakini bahwa masalah fragmentasi dalam dunia supply chain adalah sebuah kesempatan yang besar untuk ditaklukkan.
Dan saat ini adalah momen terbaik untuk membangun sebuah platform yang mampu menyatukan berbagai pihak di bidang supply chain.
Horizon melihat kemajuan adaptasi atau penerimaan masyarakat terhadap teknologi, serta banyaknya pemain dibidang teknologi untuk pengembangan industri supply chain yang mencoba menjawab tantangan spesifik, adalah beberapa hal yang membuat Horizon hadir untuk menyatukan semua pihak tersebut termasuk pemerintah.
Horizon, memiliki misi untuk menyatukan para pemain logistik, pihak pengguna jasa logistik, serta pemerintah dalam satu digital platform untuk menyelesaikan permasalahan fragmentasi dan permasalahan turunannya.
Sementara itu, Chief Executive Officer TIKI Yulina Hastuti mengatakan, hadirnya Horizon akan semakin membantu para pelanggan dalam hal kemudahan logistik.
”Dengan sistem yang sudah terintegrasi dan mendorong keuntungan melalui proses bisnis yang lebih baik dengan transparansi serta kemudahan sistem yang digunakan, ” kata dia.
Dia berharap, kehadiran Horizon dapat membantu meningkatkan efisiensi dan optimalisasi kinerja operasi perusahaan yang menyangkut supply chain, meningkatkan kepuasan konsumen pengguna produk, serta memberikan transparansi harga dan proses supply chain dari awal hingga akhir, yang akan berdampak secara langsung terhadap penguatan ekonomi secara global.
Horizon, resmi hadir di Indonesia sebagai perusahaan teknologi di bidang supply chain terintegrasi untuk turut menjawab tantangan perkembangan industri logistik di Indonesia yang diprediksi oleh Supply Chain Indonesia (SCI) akan tumbuh tipis pada 2022.
Berdasarkan release laporan terakhir bank dunia terkait Logistics Performance Index (LPI) 2019, Indonesia berada pada urutan ke 46 dengan skor 3.15 dimana tantangan yang dihadapinya adalah biaya logistik yang cenderung tinggi, proses tracking and visibility yang masih sangat terbatas, sulitnya memilih layanan dari provider yang tersedia, hingga proses verifikasi layanan provider yang terpercaya.
Atas tantangan tersebut, Horizon hadir menjadi perusahaan teknologi di bidang supply chain terintegrasi untuk menjawab semua tantangan bisnis baik lokal maupun global yang di awal berdirinya berfokus pada 3 produk inti, yakni: Delivery Gateway, Transportation Management System (TMS), Warehouse Management System (WMS).
Kehadiran Horizon diharapkan dapat membantu memajukan industri logistik di Indonesia dan dunia dengan menyatukan global supply chain melalui platform terintegrasi yang membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan logistik dan operasional yang menyeluruh dengan lebih efisien.