ACEH– Upaya pencarian dan evakuasi korban banjir besar di Aceh memasuki hari ke-12 pada Sabtu (6/12/2025). Kepala Kantor SAR Banda Aceh, Ibnu Harris, melaporkan bahwa hingga kini tercatat 309 orang meninggal dunia, sementara 92 orang lainnya masih dalam pencarian.
“Korban selamat yang sudah dievakuasi 3.451 orang. Jadi masih ada 92 orang yang masih dalam pencarian,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima.
Kendala Berat: Lumpur Tebal, Kayu Besar, dan Minimnya Akses Darat
Proses pencarian terkendala lumpur tebal, tumpukan kayu berukuran besar, serta minimnya akses menuju lokasi terdampak. Hingga kini, masih terdapat sejumlah wilayah di Aceh bagian tengah yang tidak dapat ditembus melalui jalur darat karena jembatan dan akses utama rusak parah.
“Di dua kabupaten ini memang masih belum bisa ditembus jalur darat. Tapi personel sudah berada di sana dan terus melakukan operasi pencarian dan pertolongan,” jelas Ibnu.
Ia juga menyebut kekurangan alat berat serta terhambatnya pasokan BBM menjadi tantangan besar dalam evakuasi dan distribusi logistik.
Gubernur Aceh: Warga Terancam Kelaparan
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyampaikan kekhawatiran serius terkait kondisi pengungsi. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah wilayah masih terisolasi sehingga pasokan makanan tidak bisa masuk.
“Kondisi pengungsi sangat membimbangkan. Mereka mati bukan karena banjir, tapi mati karena kelaparan,” tegasnya.
Muzakir menyebut Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan sebagian Bireuen sebagai wilayah terdampak paling parah. Kebutuhan mendesak saat ini adalah sembako dan air bersih, terutama untuk masyarakat pedalaman yang “belum terjamah” bantuan.
Ia telah meninjau beberapa wilayah timur dan tengah yang kondisinya disebutnya mirip seperti saat tsunami 21 tahun lalu.
Upaya Penanganan Terus Diperkuat
Meski banyak hambatan, proses pencarian, evakuasi, dan penyaluran bantuan terus dilakukan. Tim SAR, aparat pemerintah, serta relawan gabungan masih berupaya menjangkau titik-titik terisolasi sambil menunggu akses darat dapat dipulihkan.







