TANGERANG SELATAN – Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, mengungkapkan bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta diketahui sering mengunjungi situs berbahaya yang berada di jaringan dark web.
Meski tidak menyebutkan secara spesifik nama situs yang dimaksud, Mayndra menjelaskan bahwa situs tersebut menampilkan konten visual ekstrem yang menyoroti berbagai peristiwa kekerasan dan kematian.
“(Situs gelap ini) menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya,” ujar Mayndra dalam keterangan yang dikutip pada Rabu (12/11).
Temuan tersebut menunjukkan besarnya risiko dark web, terutama bagi anak di bawah umur yang mengakses internet tanpa pengawasan orang tua. Menurut Mayndra, situs-situs semacam itu dapat memberikan dampak psikologis dan emosional serius terhadap penggunanya.
Apa Itu Dark Web?
Dark web atau situs gelap merupakan bagian tersembunyi dari internet yang tidak bisa diakses melalui mesin pencari umum seperti Google. Untuk menjelajahi jaringan ini, pengguna memerlukan perangkat lunak dan konfigurasi khusus yang memungkinkan akses anonim.
Berbeda dengan web biasa, dark web sering kali menjadi tempat beredarnya konten ilegal dan berbahaya, seperti perdagangan barang terlarang, peretasan data, serta eksploitasi dan kekerasan ekstrem. Penjualan data pribadi dan kredensial akun juga kerap terjadi di jaringan ini.
Karena sifatnya yang tidak terpantau dan sulit dilacak, dark web menjadi lingkungan berisiko tinggi, terutama bagi pengguna muda yang belum memiliki kematangan digital dan emosional.
“Anak-anak tidak seharusnya mengakses situs seperti ini. Selain berisiko hukum, dampak psikologisnya bisa sangat serius,” tegas Mayndra.







