PARA pengguna setia Green Line KRL yang rutin melintasi jalur dari Rangkasbitung ke Tanah Abang dan sebaliknya merupakan bukti nyata dari tekad yang tak tergoyahkan dalam menangani kesulitan transportasi.
Mereka menjadi fondasi utama mobilitas, sering kali bertarung di tengah kondisi paling berat saat jam puncak kepadatan seperti pagi dan sore hari. Kesetiaan mereka dalam menjalani perjalanan jauh di dalam kereta yang penuh sesak, di mana privasi hampir hilang, menegaskan bahwa rute gree line ini bukan sekadar opsi, melainkan kebutuhan esensial untuk mempertahankan ritme ekonomi dan rutinitas sehari-hari mereka.
Setiap hari, para pekerja atau pelajar ini sengaja mengorbankan kenyamanan demi kecepatan menuju pusat kegiatan. Mereka adalah kelompok paling terpengaruh oleh gangguan operasional, dari penundaan sinyal hingga kerumunan tak terduga di stasiun pemberhentian.
Pengorbanan waktu dan tenaga yang mereka lakukan untuk mengatasi keramaian tersebut mencerminkan tingkat ketergantungan fungsional yang luar biasa pada layanan ini. Secara efektif, mereka menjadi tolak ukur paling tepat untuk menilai kinerja harian layanan tersebut.
Oleh sebab itu, semangat mereka pantas mendapat penghargaan besar sebagai pengguna rutin commuterline yang paling paham denyut jalur green line ini. Perjuangan mereka bukan sekadar masalah pribadi, melainkan indikator sosial yang menunjukkan pentingnya investasi terus-menerus untuk meningkatkan kapasitas, pemeliharaan fasilitas, dan jadwal di rute ini. Mereka berhak untuk menuntut dan mengharapkan layanan yang lebih layak serta dapat diprediksi, sebanding dengan keteguhan mereka setiap pagi dan sore.
Penulis:
Zahrani Salwa Azizah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang







