
Menurut pantauan media, massa membawa spanduk dan poster tuntutan yang antara lain menolak praktik outsourcing dan menuntut kenaikan upah; seruan itu bagian dari aksi nasional yang berlangsung serentak di puluhan provinsi. Penyelenggara menyebutkan sekitar 10 ribu buruh dari Jabodetabek turun ke jalan, sementara kelompok mahasiswa juga tampak bergabung.
Kericuhan terjadi ketika sebagian pengunjuk rasa melempar botol dan menyalakan ban ke arah barikade aparat. Polisi merespons dengan penembakan gas air mata untuk membubarkan sebagian massa. Sejumlah laporan juga menyebut ada lontaran petasan dari arah peserta aksi. Kondisi memaksa sebagian massa mundur ke area belakang parlemen dan sejumlah titik jalan di sekitar Senayan sempat dipadati kepulan asap.
Upaya pengamanan polisi juga mencatat tindakan cepat mencegah keterlibatan pelajar: sekitar 120 pelajar diamankan dari berbagai daerah saat hendak menuju Kompleks DPR/MPR untuk ikut aksi, menurut keterangan kepolisian kepada media. Selain penangkalan pelajar, sejumlah peserta dilaporkan mengalami luka ringan akibat dorong-mendorong dan terpaan gas.
DPR mengimbau staf untuk bekerja dari rumah sebagai langkah antisipasi terhadap gangguan operasional, sementara pihak kepolisian mengerahkan pasukan untuk mengamankan jalur utama dan mengatur rekayasa lalu lintas di kawasan rawan kemacetan. Imbauan bagi warga untuk menghindari titik-titik sekitar Istana dan DPR juga dikeluarkan seiring aksi yang mempengaruhi arus lalu lintas di pusat ibu kota.
Sampai berita ini diturunkan, situasi di beberapa titik sudah mulai kondusif meski masih ada kelompok kecil yang bertahan. Pihak kepolisian menyatakan akan mengevaluasi langkah pengamanan dan menindak tegas oknum yang melakukan anarkisme, sedangkan serikat buruh mengatakan aksi akan dilanjutkan secara damai jika dialog substantif dengan pembuat kebijakan dapat dijamin.