JAKARTA – Setelah hampir dua dekade menjadi wacana, secara resmi ATRAKSI (Asosiasi Tari dan Koreografer Seluruh Indonesia) diluncurkan sebagai wadah profesional yang mewadahi para seniman tari dan koreografer dari seluruh penjuru Tanah Air, Selasa (15/7).
ATRAKSI hadir sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat posisi profesi koreografer dan penari dalam ekosistem industri pertunjukan yang terus berkembang.
Peresmian ini didukung langsung oleh pemerintah melalui kolaborasi lintas kementerian, termasuk Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Kebudayaan. Upaya ini juga didorong oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto.
Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga turut berperan penting dalam memberikan perlindungan sosial kepada para anggota asosiasi agar profesinya dapat terlindungi dari resiko pekerjaan yang ada.
Denny Malik, koreografer senior sekaligus salah satu penggagas ATRAKSI mengungkapkan rasa syukurnya atas realisasi asosiasi ini. “Akhirnya, setelah hampir 20 tahun menanti, sebuah wadah yang mewakili para penari dan koreografer Indonesia resmi terbentuk,” ujarnya.
“ATRAKSI akan menjadi jalan untuk membangun sistem dan manajemen yang profesional agar karya tari Indonesia bisa mendunia,” sambung dia dikutip pada Kamis (17/7/2025).
Lebih lanjut Denny menekankan bahwa tari hari ini bukan sekadar latar dalam sebuah pertunjukan, tetapi sudah menjadi elemen utama. Karena itu, profesionalisme dan perlindungan kerja menjadi hal yang tak terpisahkan.
Sementara Ketua Umum ATRAKSI, Reza Muhammad menyebut momen ini sebagai buah dari perjuangan panjang. “Sebagai putra bangsa yang mencintai dan mendedikasikan hidup untuk seni tari, saya merasa bersyukur atas terbentuknya ATRAKSI,” ucap dia.
“Dukungan dari pemerintah di era Presiden Prabowo menjadi bukti bahwa profesi ini diakui. Kami ingin membawa semangat lintas generasi dan lintas genre agar seluruh seniman tari dapat maju bersama, tanpa sekat,” lanjut Reza.