MASALAH yang terus menerus mendapat perhatian pemerintah adalah masalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat secara tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspekstasi pemerintah misalnya efek dari pengangguran nilai uang (defresiasi nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini menimbulkan inflasi.
Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonomi, pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.
Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang akan menjadi semakin tinggi. Harga jual yang tinggi akan menyebabkan menurunnya daya beli, dan hal ini pula akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya berpengaruh terhadap harga saham yakni kemungkinan bisa mengalami penurunan.
A. Inflasi
Pada kondisi perekonomian yang tidak stabil, inflasi dapat terjadi kapan saja. Seorang investor harus dapat mengantisipasi kondisi tersebut pada saat melakukan investasi. Menurut Tandelilin (2010:342), inflasi mеrupakan kеcеndеrungan tеrjadinya pеningkatan harga produk-produk sеcara kеsеluruhan sеhingga tеrjadi pеnurunan daya bеli uang.
Peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan, maka profitabilitas perusahaan akan turun.
B. Pasar Saham
Pasar saham merupakan tempat di mana para investor terhubung untuk melakukan transaksi jual beli saham perusahaan publik. Pasar saham memiliki peran yang penting dalam sebuah perekonomian, karena pasar saham dapat memberi jalan bagi perusahaan untuk mendapatkan modal demi tujuan ekspansi dan memberikan kesempatan investor untuk mendapatkan sebagian kepemilikan saham perusahaan yang diperjualbelikan (Maulana, 2021).
Adapun wujudnya berupa lembaran-lembaran kertas. Di atas kertas tersebut menyatakan bahwa setiap nama yang tercantum pada lembaran merupakan pemilik yang sah atas sebuah perusahaan dengan presentasi sesuai nilai investasi mereka.
Saat seseorang memegang saham maka bisa melakukan klaim kepemilikan pada perusahaan tersebut. Hal ini artinya, pemilik saham dengan jumlah berapapun lembarnya memiliki hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selain itu, pemegang saham tersebut juga berhak memperoleh dividen sesuai jumlah sahamnya yang dimiliki.
C. Hubungan Inflasi Terhadap Harga Saham
Perekonomian suatu Negara yang terkena inflasi akan berakibat pada perusahaan-perusahaan. Karena dengan adanya tingkat inflasi yang meskipun tidak terjadi setiap saat, dan apakah itu terjadi di Indonesia atau di negara lain, namun jelas akan mempengaruhi manajemen perusahaan baik dalam memproduksi barang atau jasa, mengelola pengeluaran biaya operasional perusahaan maupun menghasilkan laba, sehingga berpengaruh juga nantinya terhadap harga saham yang diperjual belikan di bursa efek Indonesia.
Tidak sedikit perusahaan yang mengelola manajemennya dengan tidak baik, sehingga tatkala terkena imbas dari inflasi banyak dari perusahaan yang akhirnya harus di merger, atau mengalami likuiditas bahkan sampai bangkrut dan menyisakan utang kekayaan. Dan hal itu juga pasti mengakibatkan harga saham perushaan menjadi kecil, sehingga masyarakat akan enggan untuk menanamkan modalnya.
D. Penyesuaian suku bunga oleh bank sentral
Bank sentral, seperti Bank Indonesia atau The Federal Reserve di Amerika Serikat, memiliki tanggung jawab utama untuk menjaga stabilitas harga melalui pengendalian inflasi. Salah satu instrumen utama yang digunakan adalah kebijakan suku bunga acuan (interest rate policy).
1. Hubungan Inflasi dan Suku Bunga Ketika inflasi meningkat melebihi target yang ditetapkan, bank sentral cenderung menaikkan suku bunga. Sebaliknya, saat inflasi rendah atau ekonomi mengalami perlambatan, bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi.
2. Kenaikan suku bunga oleh bank sentral merupakan respons umum terhadap meningkatnya inflasi. Meskipun langkah ini bertujuan menjaga stabilitas ekonomi, dampaknya terhadap pasar saham seringkali negatif, terutama dalam jangka pendek.
3. Contoh Kebijakan Nyata Sebagai contoh, pada tahun 2022–2023, banyak bank sentral di dunia, termasuk Bank Indonesia dan The Fed, menaikkan suku bunga secara agresif untuk menekan lonjakan inflasi pasca pandemi COVID-19. Langkah ini berdampak pada tekanan jual di pasar saham global dan meningkatnya volatilitas.
E. Sektor-sektor yang diuntungkan dan dirugikan
Tidak semua sektor saham terpengaruh secara negatif oleh inflasi.
Contohnya:
• Sektor Energi dan Komoditas: Cenderung diuntungkan karena harga komoditas biasanya naik saat inflasi meningkat.
• Sektor Keuangan: Bank dapat memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi saat suku bunga naik, meskipun ini bergantung pada kestabilan ekonomi secara umum.
• Sektor Konsumsi: Bisa terdampak negatif karena daya beli masyarakat menurun dan konsumen mengurangi pengeluaran.
Kesimpulan
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang tidak dapat dihindari dan memiliki dampak luas terhadap pasar keuangan, terutama pasar saham. Peningkatan inflasi yang tidak terkendali akan menurunkan daya beli masyarakat, menaikkan biaya produksi perusahaan, dan pada akhirnya menurunkan profitabilitas serta harga saham. Bank sentral sebagai pengendali moneter merespons inflasi dengan menyesuaikan suku bunga acuan.
Kenaikan suku bunga memang bertujuan untuk mengendalikan inflasi, namun di sisi lain dapat menekan kinerja sektor usaha dan menimbulkan efek negatif jangka pendek di pasar saham. Tidak semua sektor terpengaruh secara merata. Sektor energi dan komoditas umumnya diuntungkan oleh kenaikan harga, sementara sektor properti, konsumsi diskresioner, dan teknologi lebih rentan terhadap tekanan.
Oleh karena itu, investor perlu memahami dinamika hubungan antara inflasi, suku bunga, dan kinerja sektoral agar dapat menyusun strategi investasi yang tepat, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Secara keseluruhan, pengaruh inflasi terhadap pasar saham bersifat kompleks, bergantung pada faktor internal perusahaan, kondisi makroekonomi, serta respons kebijakan moneter dari otoritas keuangan.
Penulis:
Aldisteven Alexander Simanjuntak
Bagas Dwi Anugrah
Muhammad Ariyansyah
Mahasiswa S-1 Akuntansi-Universitas Pamulang
Artikel ini ditulis sebagai bagian dari tugas kuliah