JAKARTA – Blok M kini tengah menjadi kawasan yang menjadi pusat perhatian Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam pengembangan integrasi layanan transportasi umum.
Banyak rute Transjabodetabek yang baru-baru ini diluncurkan menempatkan Blok M menjadi titik pemberhentian menuju daerah penyanggga atau tujuan.
Diantaranya, rute Transjabodetabek Blok M-Alam Sutera (S61) yang diresmikan pada 24 April, Blok M-PIK 2 (T31) yang resmi beroperasi pada 22 Mei, dan Blok M-Bogor (P11) yang resmi meluncur pada 5 Juni kemarin.
Selain itu, Pramono juga telah meresmikan Blok M Hub sebagai pusat integrasi transportasi publik dengan kawasan komersial dan kuliner, hingga penataan jalur pedestrian di kawasan Blok M.
“Kenapa hubnya di Blok M? Karena memang Blok M kita siapkan, kita perbaiki sebagai hub baru karena memang mudah darimanapun saat ini ke Blok M,” kata Pramono, dikutip pada Jumat, 6 Juni 2025.
Menurut Pramono, Blok M menjadi kawasan strategis dalam penggunaan transportasi umum karena kunjungan masyarakat ke wilayah tersebut tengah meningkat.
Bahkan, Pramono mengklaim rute Transjabodetabek dari Blok M dipenuhi pengguna layanan transportasi umum.
“Di luar perkiraan kami, contohnya Alam Sutera-Blok M, PIK 2 Blok M, itu luar biasa kenaikannya, hampir dobel dari yang kita perkirakan,” jelas Pramono.
Di satu sisi, Pramono juga ingin menjadikan kawasan Blok M menjadi ibu kota ASEAN mengingat Kantor Sekretariat ASEAN terletak di wilayah tersebut.
“Kawasan Blok M diharapkan bisa menjadi wajah baru Jakarta yang mewujudkan semangat kota global, dengan menampilkan kekayaan budaya dan produk unggulan dari negara-negara ASEAN,” urainya.
Untuk meningkatkan kunjungan masyarakat, Pramono juga akan membuka tiga taman di sekitar kawasan Blok M selama 24 jam, yakni Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.