SWEDIA – Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg beserta11 orang lainnya nekat berlayar menuju Jalur Gaza sejak Minggu, 1 Juni 2025 membawa misi kemanusiaan untuk mendukung Palestina setelah Israel dengan kejam memblokade bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Greta dan belasan orang itu berlayar menggunakan kapal Madleen yang diluncurkan Freedom Flotilla Coalition (FFC). Mereka berangkat dari Catania, Sisila sejak awal Juni.
Orang-orang dalam kapal itu terdiri dari, Rima Hassan anggota parlemen Eropa berkebangsaan Prancis-Palestina, Yasemin Acar dari Jerman, Baptiste Andre dari Prancis, Thiago Avila dari Brasil, Omar Faiad dari Prancis, Pascal Maurieras dari Prancis, Yanis Mhamdi dari Prancis, Suayb Ordu dari Turki, Sergio Toribio dari Spanyol, Marco van Rennes dari Belanda, dan Reva Viard dari Prancis.
Perjalanan para aktivis ini dipantau menggunakan pelacak langsung Garmin oleh Forensic Architecture.
Dikutip dari Al Jazeera, kapal yang mengangkut Greta dan para aktivis lainnya itu telah berada di sekitar 600 km atau 375 mil dari Sisila pada Rabu, 4 Juni 2025 pukul 04.00 waktu setempat.
Diperkirakan perjalanan akan menghabiskan waktu tujuh hari, mengingat jarak dari titik berangkat ke lokasi utama sejauh 2.000 km atau sekitar 1.250 mil.
Sebelum menunjukkan lokasi terkini, tepatnya pada Selasa malam, tampak drone pengintai terlihat terbang di atas kapal Madleen saat berada di sekitar 68 km di luar perairan teritorial Yunan.
Diketahui, kapal Madleen membawa pasokan penting seperti susu formula, beras, obat-obatan, dan perlengkapan medis. Greta menyatakan bahwa misi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang situasi kemanusiaan di sana.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel terkait misi para aktivis yang diinisiasi Greta Thunberg tersebut.