YOGYAKARTA- Meski sudah mengaku ikhlas, kepergian Argo Ericko Achfiandi meninggalkan luka mendalam bagi Meillinia. Sebagai seorang ibu, dirinya bersaksi bahwa putranya merupakan anak yang baik. Hal itu terlihat dari besarnya dukungan dan perhatian untuk anak yang dicintainya itu harus merenggang nyawa akibat kecelakaan maut.
Mahasiswa Fakultas Hukum UGM yang menjadi korban pengemudi BMW itu juga dikenal sebagai anak yang gigih dalam belajar.
“Saya bersaksi sebagai ibunya bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi, semangat terutama dalam kuliah,” ungkapnya, dikutip dari beritasatu.com
Bahkan, Meillinia baru menyadari bahwa perjuangan anaknya untuk mendapatkan nilai terbaik di UGM setelah putranya telah tiada.
“Saya benar-benar baru mengetahui dari anak-anak fakultas terutama teman-teman mahasiswa, ternyata sebegitunya effort anak saya, sebegitu semangat sekali dalam mencapai cita-citanya,” ujar ibunda Argo Ericko Achfiandi, Meillinia mengusap air matanya.
“Saya tidak bisa berkata-kata apa pun, tetapi terima kasih kepada UGM terutama Fakultas Hukum, terima kasih banyak akan semua dukungan dan apa pun yang kalian berikan kepada anak saya,” lanjutnya.
Meillinia juga mengungkapkan bahwa Argo merupakan seorang anak yatim.
“Bahwa benar, putra saya adalah anak yatim. Dia (Argo Ericko Achfiandi) anak pertama saya. Dia hidup 11 tahun tanpa figur seorang ayah,” kata Meillinia.
Meillinia mengatakan, sejak kepergian suaminya pada 2014 membuatnya terus bekerja keras demi menjadikan anaknya bisa mengemban ilmu pengetahuan agar berhasil di masa depan.
“Sayalah ibu yang mendidik hingga saat ini dengan seorang diri tanpa adanya suami,” ucapnya.