GARUT – Tim investigasi TNI Angkatan Darat (AD) telah memeriksa 25 prajurit terkait insiden ledakan amunisi kedaluwarsa yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peristiwa ledakan maut ini menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, menyatakan, selain memeriksa personel TNI, sebanyak 21 warga sipil juga telah dimintai keterangan oleh tim investigasi. “Tim investigasi telah meminta keterangan beberapa saksi. Dari masyarakat ada 21 orang dan unsur TNI 25 orang,” ujar Wahyu, Rabu, 14 Mei 2025.
Selain pemeriksaan saksi, barang bukti yang ditemukan di lokasi juga telah dikumpulkan. Tim saat ini masih dalam upaya mencocokkan keterangan para saksi dengan bukti fisik untuk mengungkap penyebab utama insiden itu.
Brigjen Wahyu memastikan hingga saat ini tim investigasi masih mendalami sejumlah temuan di lapangan, termasuk alasan mengapa sejumlah warga sipil bisa berada di lokasi yang seharusnya steril. Hasil penyelidikan lengkap akan disampaikan setelah seluruh proses investigasi selesai.
Sebelumnya, Wahyu juga menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi saat pemusnahan amunisi oleh Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD pada pukul 09.30 WIB. Sebelum pemusnahan amunisi dilakukan, personel telah melakukan pengecekan standar keamanan untuk memastikan lokasi dalam kondisi aman.
Dalam pelaksanaannya, dua lubang dibuat sebagai tempat penghancuran amunisi. Peledakan pertama berlangsung lancar. Namun saat proses pemusnahan detonator sisa, ledakan mendadak terjadi dari dalam lubang yang sedang disiapkan.
“Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” jelas Wahyu.