SERPONG – Begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Yetty segera meminta driver-nya untuk menuju Pasar Modern (Pasmod) BSD, Kota Tangsel. Yang dia tuju adalah warung Sate Kuah Pontianak milik Nelly, yang berada di Blok K55, Pintu Utara.
“Dari Kanada memang sudah saya niatkan untuk makan Sate Kuah Pontianak di sini. Rasanya benar-benar otentik, sama persis dengan sate di Pontianak sana,” kata Yetty kepada Tangselxpress.com.
Pagi kemarin, Yetty bersama keluarganya memang menyempatkan untuk mencicipi Sate Kuah Pontianak di warung milik Nelly. Menurutnya, sate kuah buatan Nelly memiliki cita rasa yang kuat.

“Kuah bumbu kacangnya sangat khas Pontianak. Ini yang bikin saya rindu saat berada di Kanada,” kata wanita asal Pontianak, Kalimantan Barat ini.
Di warung milik Nelly, pelanggan bisa mencicipi dua varian sate khas Pontianak. Yaitu sate ayam dan daging sapi.
Dari dua jenis sate ini, sate sapi menjadi favorit para pelanggan. “Saya suka sate sapinya, dagingnya empuk dan bumbu kacangnya gurih dan manis,” kata Yetty.
Nelly, sang pemilik warung sate kuah mengatakan, sate sapi lebih cepat habis karena dagingnya lebih gurih. Sate sapi khas Pontianak sangat berbeda dengan sate kambing.
Daging sapi yang disajikan ini adalah daging bagian dalam. Karena itu, dagingnya tidak alot dan tidak banyak mengandung lemak.
Menurut Nelly atau yang biasa dipanggil Bu Li, Sate Kuah Pontianak mengadaptasi cara masak orang Melayu di Kalimantan.
“Misalnya penggunaan rempah-rempah sebagai bumbu dan pemakaian kuah, itu kan khas Melayu,” katanya.
Adapun rasa manis sate ini dihasilkan dari kecap dan gula merah. Cara memakannya dipadukan dengan ketupat. Bukan nasi atau lontong.
“Kalau penasaran, datang saja ke sini. Tapi jangan terlalu siang ya, keburu habis,” kata Bu Li.







