TANGSELXPRESS – Otak merupakan salah satu organ penting pada tubuh, yang menjadi pusat sistem saraf manusia untuk mengendalikan aktivitas tubuh. Mulai dari pikiran, emosi, gerakan, bahkan fungsi vital pernapasan.
Oleh karena itu, kesehatan otak harus dijaga dengan baik agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Perlu diketahui terdapat beberapa aktivitas yang tanpa disadari dapat memicu kerusakan otak, seperti tiga kebiasaan buruk yang perlu dikurangi, di bawah ini.
- Mendengarkan musik dengan volume tinggi
Dikutip dari CNBC Make It, ahli saraf University of Michigan, Dr. Baibing Chen, mengatakan bahwa suara bising dapat memicu gangguan pendengaran, kepekaan pendengaran, hingga tinnitus. Gangguan pendengaran tersebut juga bisa meningkatkan risiko kerusakan otak, seperti penurunan kognitif dan demensia.
“Banyak penelitian mengaitkan gangguan pendengaran dengan peningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia. Hal ini mungkin terjadi karena ketika otak kesulitan memproses suara karena gangguan pendengaran, otak mengalihkan sumber daya kognitif dari memori dan berpikir,” tutur Chen.
Gangguan pendengaran dapat terjadi karena mendengarkan musik dengan volume tinggi menggunakan headphone. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak sering melakukannya atau mendengarkan dengan batas volume maksimal 60 persen.
- Tidur kurang berkualitas
Dokter Chen menyampaikan bahwa durasi dan kualitas tidur sangat penting untuk kesehatan otak. Terutama untuk perkembangan otak masa remaja, konsolidasi memori, pemrosesan emosi, hingga pembersihan limbah dalam tubuh.
Perubahan struktural jangka panjang pada otak bisa memiliki konsekuensi yang menetap. Namun, untuk beberapa dampak kognitif dan perilaku terkait kurang tidur dapat dipulihkan dengan memperbaiki kebiasaan tidur.
- Hobi mengonsumsi makanan dan minuman manis
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis sehari-hari juga dapat memengaruhi kesehatan otak. Ini karena pada makanan dan minuman tersebut terdapat kandungan gula tinggi, yang dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, termasuk penurunan kognitif.
“Pola makan tinggi gula berkontribusi terhadap resistensi insulin, peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, peradangan kronis, serta penurunan kognitif,” tuturnya.
“Konsumsi gula yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko demensia, termasuk penyakit alzheimer,” lanjut Dokter Chen.