TANGSELXPRESS – Nama Ryan Adriandhy Halim mungkin sudah tak asing lagi di telinga penikmat hiburan Indonesia. Dikenal mulai dari stand up komedi hingga kini muncul menjadi sutradara film animasi, mari kita bahas profil Ryan Adriandhy lebih lengkap.
Mengawali Karir
Dilansir dari laman Wikipedia, Ryan Adriandhy lahir pada 15 Juni 1990, yang kini menjelma menjadi salah satu figur multitalenta yang sukses menorehkan jejak di berbagai bidang seni.
Perjalanan karier Ryan mulai mencuri perhatian publik setelah ia berhasil menyabet gelar juara dalam kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama yang diselenggarakan oleh Kompas TV pada tahun 2011.
Kemenangan tersebut menjadi titik awal bagi eksplorasinya di dunia hiburan, membawanya tak hanya menggeluti panggung komedi, namun juga merambah dunia animasi, penyutradaraan, seni peran, hingga menjadi seorang presenter yang andal.
Muncul di TV
Keberhasilan Ryan membintangi serial televisi populer seperti “Malam Minggu Miko” (2012—2013) dan “Kokoro no tomo pop” (2014—2015) semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu talenta yang patut diperhitungkan dalam industri kreatif Tanah Air.
Menggeluti Dunia Animasi
Pasca serial “Kokoro no tomo pop,” Ryan melebarkan sayap pendidikannya dengan melanjutkan studi S2 di bidang animasi melalui beasiswa Fulbright di Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari tugas akhirnya, Ryan menciptakan film pendek animasi berjudul “Prognosis” yang kemudian meraih pengakuan bergengsi berupa Piala Citra untuk Film Animasi Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2020.
Kiprah Ryan di dunia animasi berlanjut dengan bergabung bersama Visinema Animation, di mana ia turut berkontribusi dalam produksi film “Nussa” yang juga berhasil meraih Piala Citra.
Terbaru, Ryan dipercaya untuk menyutradarai film animasi layar lebar pertamanya berjudul “Jumbo,” yang dijadwalkan rilis pada tahun 2025.
Fakta Film “Jumbo”
Film animasi Indonesia terbaru “Jumbo,” yang berada di bawah arahan sutradara Ryan Adriandhy, ternyata menyimpan sejumlah easter egg atau detail tersembunyi yang berhasil menarik perhatian para penonton.
Para pengguna internet dengan cermat menemukan sebuah fakta menarik dalam salah satu trailer yang dirilis oleh Visinema Studios.
Mereka mendapati bahwa karakter Don yang berusia 4 tahun hidup pada tanggal 24 Februari 1994, berdasarkan penampakan kalender di kamarnya. Berdasarkan temuan ini, warganet kemudian berspekulasi bahwa alur cerita Don saat berusia 10 tahun terjadi pada era tahun 2000.
Dalam sebuah kesempatan, Ryan mengungkapkan bahwa pemilihan latar waktu untuk film “Jumbo” memang secara sengaja mengambil periode sekitar tahun 2000-an.
Keputusan Ryan didasari oleh keinginan untuk menampilkan momen-momen indah masa kecil ketika interaksi sosial dan permainan di luar rumah masih mendominasi aktivitas anak-anak, jauh sebelum masifnya penggunaan gawai.
Lebih lanjut, Ryan membeberkan proses kreatif di balik penamaan kampung fiksi tempat karakter Don tinggal, yaitu Seruni. Nama tersebut ternyata tercetus dari penggabungan kata “seru” dan “nih”.
Tidak hanya itu, ide kreatif juga diaplikasikan pada detail kecil seperti plat nomor mobil dalam film. Plat “R O35 LI” rupanya memiliki makna tersembunyi, dibaca sebagai “Rusli”, yang secara kebetulan merupakan nama karakter kepala desa, Roesli.