• ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber
tangselxpress.com
Senin, 20 Oktober, 2025
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
tangselxpress.com
No Result
View All Result
Home OPINI

DISWAY: Realitas Utang

Andy Harahap by Andy Harahap
April 7, 2025
in NEWS, OPINI
Reading Time: 2min read
realitas utang

Foto: AP via Disway

77
SHARES
3.7k
VIEWS

Oleh: DAHLAN ISKAN
Sang Begawan Media

 

WAINI ada pertanyaan penting: benarkah punya utang besar itu tidak masalah.

Alasan yang sering dipakai oleh para pembela utang, Anda sudah tahu: asal dipakai untuk belanja proyek produktif dan masih dalam rasio aman terhadap GDP –30 persen.

Kemarin-kemarin pertanyaan itu memang tidak penting. Yang mempertanyakan besarnya utang dinilai kalah rasional. Penakut. Nyinyir. Kalau mau maju harus berani berutang.

Kini mempersoalkan besarnya utang itu menjadi penting. Tiba-tiba saja penting. Dalam keadaan normal punya utang besar memang tidak bahaya. Tapi dalam keadaan tidak normal seperti sekarang?

Dulunya keadaan ”tidak normal” itu dianggap tidak akan pernah datang. Segala perhitungan disesuaikan dengan proyeksi keadaan normal. Seperti orang muda yang sehat. Tidak pernah membayangkan tiba-tiba kena kanker.

Dan keadaan ”tidak normal” itu kini tiba-tiba datang. “Dunia sudah tidak akan sama lagi”. Begitu ujar banyak pemimpin negara di luar Amerika Serikat. Pun ujar pimpinan negara yang paling kecil dikenai tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump: Singapura.

BACA JUGA :  Pemkot Tangsel Target Penerima Bantuan Pendidikan Tinggi Bertambah

Anda sudah tahu: Trump hanya mengenakan bea masuk barang dari Singapura 10 persen. Padahal negara-negara ASEAN lain dikenakan antara 32-46 persen.

Vietnam yang mencoba berdiri di tengah antara Amerika dan Tiongkok, di luar dugaan, dikenakan tarif paling tinggi di ASEAN: 46 persen. Jauh melebihi untuk Indonesia yang 32 persen. Padahal Indonesia dikenal sangat mesra dengan Tiongkok.

Mengapa Singapura juga mengeluhkan sikap Trump?

Jawabnya Anda sudah tahu: Singapura hidup dari perdagangan. Negara yang penduduknya sama dengan satu kota Surabaya itu tidak punya sumber daya alam. Singapura merasa hidupnya lebih baik dalam sistem perdagangan bebas.

Singapura akan susah kalau semua negara melakukan tit for tat terhadap Amerika. Semua negara menjadi hanya memikirkan diri masing-masing. Proteksionis menjadi normal baru. Akibatnya, lembaga-lembaga internasional menjadi kian kurang berfungsi.

BACA JUGA :  DISWAY: Istri Sekampung

Singapura, kata perdana menterinya, Lawrence Wong kemarin: juga menginginkan reformasi di lembaga-lembaga internasional. Termasuk di lembaga perdagangan internasional, WTO. “Yang dilakukan Trump sekarang ini bukan reformasi, tapi meninggalkannya,” ujar Wong.

NATO hampir lumpuh. WHO bisa lumpuh. WTO pasti lumpuh. Mungkin juga PBB. Dunia sudah tidak akan sama lagi. Pertumbuhan ekonomi global akan menurun.

Padahal diakui dunia bahwa jasa terbesar dari perdagangan bebas adalah: berkurangnya kemiskinan besar-besaran di dunia. Telah terjadi pemerataan kemakmuran.

Semua itu kini berakhir. Dunia harus menghadapi kenyataan baru.

Di masa lalu proteksionisme seperti itu diikuti dengan gerakan masing-masing negara mempersenjatai diri. Lalu meletuslah perang dunia kedua.

Indonesia tentu akan ikut terkena imbasnya. Saya sendiri mulai menyiapkan mental untuk keadaan lebih sulit. Saya juga mulai menata pikiran: jangan marah kalau pertumbuhan ekonomi tidak bisa mencapai 8 persen.

Tanpa ”normal baru” pun saya sudah siap bila negara tidak bisa tumbuh 8 persen. Apalagi kini dunia menghadapi ”normal baru”.

BACA JUGA :  DISWAY: Akal-akalan

“Keadaan yang diakibatkan oleh kebijakan Donald Trump itu sangat kejam. Tapi itu sebuah realitas baru,” ujar PM Canada Mark Carney.

Kita tidak menyangka bahwa Singapura ternyata juga sedih. Padahal negara itu kaya raya. Cadangan devisanya lima kali lipat lebih besar dari kita: USD 520 miliar. Cadangan devisa itu tidak pernah dipakai. Terus bertambah. Padahal Singapura tidak punya utang. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, cadangan devisa Singapura itu bernilai lebih 1.000 kali Indonesia.

Sedang kita, cadangan devisa bisa turun naik. Utang kita Anda sudah ikut hafal jumlahnya.

Utang kita yang besar itu otomatis membesar sendiri akibat perubahan kurs. Di saat tidak normal seperti sekarang, utang itu menjadi beban sangat berat.

Dalam keadaan sulit seperti sekarang mestinya para pembela utang ”mati angin”. Tapi yang berutang tidak perlu sedih. Bukan Anda yang harus membayar.(*)

Tags: diswaydonald trumpmark carneynatoWHOWTO
Previous Post

Gempa Banten 5.1 Magnitudo, Getaran Terasa di Cisarua hingga Sukabumi

Next Post

Usut Kematian Jurnalis Insulteng di Hotel Jakbar, Polisi Cek CCTV

Related Posts

Sekda Tangsel Dampingi Seskab dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat Menengah Atas di Serpong Utara
TANGERANG SELATAN

Sekda Tangsel Dampingi Seskab dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat Menengah Atas di Serpong Utara

Oktober 20, 2025
2.9k
Lima Tips Bangkitkan Semangat Kerja Pasca Libur Lebaran
PENDIDIKAN

Pengaruh Kuliah Terhadap Pola Pikir dan Kesiapan Menghadapi Dunia Kerja

Oktober 20, 2025
2.8k
Presiden Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Hari Ini, Tepat Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran
NASIONAL

Presiden Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Hari Ini, Tepat Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran

Oktober 20, 2025
133
Wujudkan Pengabdian Melalui Edukasi Efektivitas Pelaporan Keuangan untuk Optimalisasi Keuangan UMKM di Ciputat
PENDIDIKAN

Wujudkan Pengabdian Melalui Edukasi Efektivitas Pelaporan Keuangan untuk Optimalisasi Keuangan UMKM di Ciputat

Oktober 20, 2025
3.1k
Bukan Hanya Gerah, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Picu Enam Penyakit Ini
KESEHATAN

Bukan Hanya Gerah, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Picu Enam Penyakit Ini

Oktober 20, 2025
141
Prakiraan Cuaca Tangsel Hari Ini: Hujan Ringan Seluruh Wilayah
TANGERANG SELATAN

Prakiraan Cuaca Tangsel Hari Ini: Berawan Hingga Hujan Ringan

Oktober 20, 2025
1.2k
Next Post
Cegah Penyimpangan, Polda Metro Pantau Distribusi Gas 3 Kilogram

Usut Kematian Jurnalis Insulteng di Hotel Jakbar, Polisi Cek CCTV

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber

© 2022 TangselXpress.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN

© 2022 TangselXpress.com