TANGSELXPRESS – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat keputusan kontroversial setelah dikabarkan memecat lebih dari 300 pegawai di Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA).
Langkah ini dilaporkan oleh stasiun televisi CNN setempat, yang mengutip sumber terpercaya yang memahami kondisi internal lembaga tersebut pada Jumat, (14/2/2025).
Pemecatan massal ini tentunya berdampak pada banyak pegawai yang bertugas di fasilitas-fasilitas utama terkait keamanan nuklir.
Mereka yang terdampak termasuk staf yang bertanggung jawab mengawasi para kontraktor pembangunan serta memastikan pemeriksaan terhadap persenjataan nuklir tetap berjalan sesuai standar.
Tak hanya itu, pemecatan juga mencakup individu-individu yang berperan dalam menetapkan pedoman teknis bagi kontraktor yang menangani pembuatan senjata nuklir.
Keputusan ini memicu kekhawatiran mengenai stabilitas serta efektivitas pengawasan terhadap keamanan nuklir di Amerika Serikat.
Di sisi lain, juru bicara Departemen Energi membantah jumlah pemecatan yang dilaporkan. Menurut pernyataan resmi, jumlah pegawai yang diberhentikan jauh lebih sedikit, yakni kurang dari 50 orang, dengan mayoritas berasal dari staf administrasi serta klerikal.
Sehari setelahnya, CNN kembali melaporkan bahwa pemerintahan Trump juga melakukan langkah serupa di Badan Arsip Nasional (NARA).
Dalam upaya perombakan besar-besaran, sejumlah pejabat senior dipaksa meninggalkan posisi mereka. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi pemerintahan Trump dalam melakukan restrukturasi terhadap berbagai lembaga negara.
Tindakan pemecatan ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai alasan di balik keputusan tersebut, termasuk dugaan adanya pergeseran kebijakan strategis yang ingin diterapkan oleh pemerintahan Trump dalam bidang keamanan serta pengelolaan arsip nasional.