TANGSELXPRESS – Di era digital saat ini, membatasi penggunaan gawai (gadget) pada anak menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua.
Karena penggunaan perangkat elektronik yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, baik dari segi akademis, sosial, maupun kesehatan mental.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menetapkan aturan yang jelas dalam mengontrol penggunaan gawai agar anak tetap mendapatkan manfaat tanpa mengalami ketergantungan.
Psikolog anak dan keluarga, Sani B. Hermawan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyarankan agar orangtua dapat bijak dalam mengontrol penggunaan gawai pada anak, bukan menganggapnya sebagai ‘musuh’ yang harus dijauhi sepenuhnya.
Menurut Sani, gawai saat ini telah menjadi bagian dari proses pendidikan dan interaksi sosial anak, sehingga melarangnya secara total bukanlah solusi yang tepat.
“Gawai bukanlah musuh, tetapi alat yang perlu digunakan dengan bijaksana. Jika digunakan untuk keperluan sekolah, orang ua sebaiknya memberikan dukungan,” ujar Sani seperti dikutip dari Klik Dokter.
Permasalahan yang sering muncul adalah distraksi yang disebabkan oleh gawai. Anak yang awalnya menggunakan perangkat elektronik untuk mengerjakan tugas sekolah bisa tergoda untuk bermain gim atau mengakses hiburan lain.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sani menyarankan agar orangtua membuat kesepakatan dengan anak terkait jadwal penggunaan gawai untuk belajar dan bermain, termasuk menetapkan batasan waktu yang jelas.
Dengan demikian, anak tetap dapat menikmati penggunaan gawai tanpa merasa terlalu dikekang, sementara orangtua dapat memastikan penggunaannya berada dalam batas yang wajar.
Dalam menerapkan aturan ini, Sani juga menyarankan teknik “push and pull”, yaitu memberikan kepercayaan kepada anak tetapi tetap melakukan pengawasan.
“Orangtua sebaiknya tidak hanya percaya begitu saja ketika anak mengatakan sudah menyelesaikan tugas. Mereka tetap harus memantau proses dan hasil akhirnya,” tambahnya.
Mengenai batas usia anak yang boleh menggunakan gawai, Sani menjelaskan bahwa anak usia sekolah dasar diperbolehkan menggunakan perangkat elektronik untuk mendukung keperluan belajar maupun interaksi sosial.
Namun, ia menekankan orangtua harus tetap membatasi dan mengawasi penggunaannya dengan ketat.
“Seperti halnya permainan, gawai juga memerlukan aturan main. Tanpa aturan yang jelas, penggunaannya bisa menjadi tidak terkendali. Dengan adanya kesepakatan yang jelas antara orang tua dan anak, penggunaan gadget bisa menjadi lebih sehat dan seimbang,” tutup Sani B. Hermawan.