TANGSELXPRESS – Kepercayaan diri adalah elemen penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Dengan rasa percaya diri, anak mampu menghadapi berbagai tantangan, mengambil keputusan yang tepat, dan meyakini kemampuan yang mereka miliki.
Namun, tanpa disadari, beberapa perilaku tertentu bisa merusak kualitas berharga ini. Berikut adalah lima kebiasaan yang tanpa sengaja dapat mengurangi dan menghancurkan rasa percaya diri anak, serta langkah-langkah untuk menghindarinya, dilansir dari laman TimesofIndia.
- Luka emosional dan terlalu sering dikritik
Anak-anak sangat membutuhkan dorongan positif untuk berkembang. Namun, jika kritik diberikan secara terus-menerus, hal ini dapat meninggalkan luka emosional yang sulit terlihat.
Meskipun memberikan koreksi, nada yang keras atau terlalu sering mengkritik bisa membuat anak kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri.
Solusi: Fokuskan pada kritik yang membangun. Daripada mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” coba gunakan pendekatan lebih positif, seperti, “Mari kita cari cara agar lebih rapi lain kali.”
- Membandingkan dengan anak lain
Komentar seperti, “Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat menyakiti perasaan anak. Perbandingan semacam ini tidak hanya meruntuhkan rasa percaya diri mereka, tetapi juga berpotensi menimbulkan rasa iri dan kebencian terhadap orang lain yang dibandingkan.
Solusi: Hargai keunikan karakter anak Anda. Alih-alih membandingkan, sebaiknya berikan pujian spesifik pada kelebihan mereka, misalnya, “Saya sangat suka dengan gambar yang kamu buat, bagaimana ide kreatifmu muncul?”
- Perlindungan yang berlebihan
Melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan adalah hal yang wajar bagi setiap orangtua. Namun, perlakuan yang terlalu protektif bisa menghambat anak untuk belajar menghadapi tantangan dan mengambil tanggung jawab sendiri.
Solusi: Biarkan anak menangani masalah kecil secara mandiri. Dimulai dari tugas sederhana seperti menyiapkan perlengkapan sekolah atau menyelesaikan perselisihan dengan teman.
- Mengabaikan dan kurang menghargai prestasi anak
Mengabaikan usaha atau keberhasilan anak, sekecil apa pun bisa membuat mereka merasa tidak dihargai dan bisa menyakiti hatinya. Akibatnya, anak mungkin kehilangan motivasi untuk mencoba karena merasa usahanya tidak penting.
Solusi: Rayakan setiap pencapaian mereka, tak peduli seberapa kecil. Kalimat sederhana seperti, “Aku bangga karena kamu sudah mencoba!” dapat memberikan dampak besar dalam membangun rasa percaya diri.
- Memberikan label negatif
Memberikan label seperti “malas,” “pemalu,” atau “ceroboh” mungkin terdengar sepele, tetapi kata-kata ini dapat berdampak jangka panjang pada persepsi diri anak. Lambat laun, mereka mungkin mulai percaya bahwa label tersebut adalah bagian dari identitas mereka.
Solusi: Fokuslah pada tindakan, bukan sifat. Daripada berkata, “Kamu malas sekali,” cobalah mengatakan, “Ayo kita berusaha lebih giat menyelesaikan tugas-tugasmu, ibu dan ayah akan membantumu”