Dunia tidak pernah berhenti berubah. Dari feodalisme hingga kapitalisme, sejarah manusia menunjukkan bahwa sistem sosial dan ekonomi memainkan peran besar dalam membentuk cara kita hidup, berpikir, dan berinteraksi. Tetapi apakah perubahan ini selalu membawa kita ke arah yang lebih baik?
Dalam artikel ini, saya ingin mengajak pembaca untuk merenungkan dampak transformasi ini pada perilaku manusia, dan bagaimana pelajaran dari masa lalu dapat membantu kita menghadapi tantangan modern.
Feodalisme: Stabil, tetapi Membelenggu
Bayangkan hidup di era feodalisme. Sistem ini menawarkan stabilitas dengan struktur hierarki yang jelas: para bangsawan menguasai tanah, sementara petani bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Namun, stabilitas ini datang dengan harga mahal: tidak ada ruang untuk inovasi atau mobilitas sosial. Seorang anak petani akan tetap menjadi petani seumur hidupnya. Loyalitas dan kewajiban adalah nilai utama, tetapi apakah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kebebasan dan perkembangan diri?
Feodalisme memberikan pelajaran penting: stabilitas memang diperlukan, tetapi terlalu banyak pembatasan bisa mengekang potensi manusia. Dalam konteks modern, kita melihat bahwa organisasi atau sistem yang terlalu kaku sering kali kehilangan kesempatan untuk berkembang.
Kapitalisme: Kebebasan yang Mengasingkan
Kemudian datang kapitalisme, sistem yang mendorong inovasi, efisiensi, dan kebebasan individu. Tidak ada lagi batasan berdasarkan kelas sosial; setiap orang memiliki peluang untuk meraih kesuksesan. Tetapi apakah ini berarti kapitalisme adalah solusi sempurna? Sayangnya, tidak. Sistem ini, meskipun menjanjikan kebebasan, sering kali menciptakan kesenjangan sosial yang mencolok. Orang-orang didorong untuk bersaing, sering kali mengorbankan hubungan sosial dan keseimbangan hidup.
Alienasi, eksploitasi tenaga kerja, dan ketimpangan adalah konsekuensi dari fokus berlebihan pada keuntungan finansial. Kita sering mendengar cerita tentang pekerja yang merasa kehilangan makna dalam pekerjaan mereka, hanya menjadi roda kecil dalam mesin besar bernama kapitalisme. Pelajaran dari kapitalisme adalah bahwa kebebasan tanpa tanggung jawab sosial dapat menjadi pisau bermata dua.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Menghadapi realitas ini, kita harus belajar dari kedua sistem tersebut. Feodalisme mengajarkan pentingnya stabilitas dan tanggung jawab sosial, sementara kapitalisme menunjukkan nilai inovasi dan kebebasan individu. Tantangan terbesar bagi kita adalah menyeimbangkan keduanya.
Di era modern, organisasi dan masyarakat perlu lebih inklusif dan berkelanjutan. Sistem akuntansi, misalnya, tidak lagi hanya menjadi alat untuk memaksimalkan laba tetapi juga untuk memastikan kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan lingkungan. Kita membutuhkan pendekatan yang lebih manusiawi dalam manajemen, di mana kebutuhan sosial dan psikologis karyawan sama pentingnya dengan target ekonomi.
Kesimpulan
Transformasi dari feodalisme ke kapitalisme memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana sistem sosial dan ekonomi membentuk perilaku manusia. Namun, masa depan tidak boleh hanya menjadi refleksi dari masa lalu. Kita harus merancang sistem yang lebih baik: stabil tanpa membelenggu, bebas tanpa mengasingkan. Dengan memahami sejarah, kita memiliki peluang untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan bermakna bagi semua.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita siap belajar dari sejarah atau justru mengulang kesalahan yang sama?
Penulis:
Zahra Azizah
Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi Akuntansi S1
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.