TANGSELXPRESS – Jaman ini, pola makan sehat makin banyak diterapkan, termasuk para generasi Z (gen Z). Pola makan sehat ini diterapkan selain untuk menjaga kebugaran tubuh, dengan harapan bisa memperbaiki suasana hati, lebih berenergi, atau sekadar tampil paripurna sembari mengikuti tren.
Namun, perlu diketahui bahwa terlalu fokus dalam menerapkan pola makan sehat dapat menimbulkan dampak berbahaya, yakni orthorexia. Ini merupakan gangguan makan yang muncul akibat obsesi terhadap makanan sehat.
Melansir dari Kindful Body, penderita orthorexia akan merasa tidak puas jika makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan standar kesehatan yang mereka tentukan sendiri. Meski demikian, tidak semua orang yang menerapkan pola makan sehat menderita orthorexia.
Penderita gangguan ini biasanya ditunjukkan dalam beberapa ciri dan gejala. Mulai dari merasa cemas atau bersalah jika mengonsumsi makanan yang tidak sesuai standar sehat mereka. Seperti makanan yang dibuat melalui proses atau yang mengandung gula.
Ciri lainnya adalah menghindari makanan tertentu secara ekstrem, seperti menghindari gula atau produk susu tanpa alasan medis yang jelas.
Kemudian sering merasa cemas dan takut berlebihan ketika ada makanan yang tidak sehat muncul di sekitar mereka.
Orthorexia juga dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi tubuh. Mulai dari kekurangan nutrisi, gangguan mental seperti kecemasan berlebihan, stres, bahkan mengisolasi diri dari orang lain yang tidak mengikuti gaya makan yang sama dengan mereka.
Untuk mengatasi orthorexia dibutuhkan perubahan cara pandang terhadap kesehatan, khususnya pola makan sehat.
Lakukan pendekatan yang lebih seimbang untuk pola makan sehat, yakni dengan memerhatikan faktor kesejahteraan mental dan emosional.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi orthorexia adalah, melatih fleksibilitas dalam pola makan.
Jangan terlalu keras pada diri sendiri, terutama dalam menerapkan makan sehat. Jika sesekali ingin mengonsumsi makanan yang kurang memenuhi standar kesehatan, seperti camilan manis, Anda tetap bisa mengonsumsinya tetapi dengan batasan tertentu.