Selama 2020–2024, ekonomi Indonesia telah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam. Pada titik ini, pertumbuhan ekonomi diperkuat oleh serangkaian faktor internal dan eksternal, termasuk COVID-19 dan “daya saing nasional” yang ditingkatkan oleh pemerintah. Berdasarkan data dan laporan dari sumber yang dapat dipercaya, artikel ini bersifat komprehensif, mendalami pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir dan fokus pada tren, isu, dan prospek masa depan.
Tahun 2020: Dampak Pandemi
Pandemi COVID-19 membuat ekonomi Indonesia menghadapi banyak tantangan pada tahun 2020. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), PDB Indonesia menyusut sebesar 2,07%, sebuah penurunan yang signifikan setelah pertumbuhan yang positif selama bertahun-tahun. Dengan penurunan drastis dalam jumlah pengunjung dan kerusakan pada rantai pasokan global, industri pariwisata dan manufaktur paling terpengaruh (BPS, 2020). Untuk mengurangi efeknya terhadap ekonomi dan masyarakat, pemerintah menerapkan kebijakan moneter dan stimulus fiskal.
Tahun 2021: Pemulihan Bertahap
Pemulihan ekonomi mulai terlihat pada 2021, meskipun masih sangat awal. Ekonomi Indonesia kembali berkembang dengan pertumbuhan 3,69% (BPS, 2021). Konsumsi rumah tangga yang meningkat dan aktivitas ekspor yang mulai bangkit seiring dengan pemulihan ekonomi global mendorong pemulihan ini. Selain itu, berbagai insentif yang diberikan pemerintah telah mendorong investasi di sektor digital dan infrastruktur.
The Recovery Momentum 2022
Ekonomi Indonesia melanjutkan tren pemulihan dengan pertumbuhan yang lebih konsisten. Konsumsi domestik yang meningkat, ekspor komoditas, dan kebijakan pemerintah yang proaktif untuk mendorong investasi meningkatkan pertumbuhan PDB, yang masing-masing mencapai 5,31% (BPS, 2022). Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah pertumbuhan sektor teknologi informasi dan energi terbarukan. Pemulihan sektor pariwisata domestik dan internasional juga berdampak positif pada ekonomi.
Tahun 2023: Menghadapi Ketidakpastian Global
Ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas di seluruh dunia adalah tantangan baru yang akan datang pada tahun 2023. Namun, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,17%, Indonesia menunjukkan ketahanan (BPS, 2023). Melalui reformasi struktural dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemerintah terus berusaha meningkatkan daya saing industri. Upaya untuk diversifikasi ekonomi yang lebih luas juga didukung oleh investasi yang terus berlanjut dalam infrastruktur dan teknologi.
Tahun 2024: Prospek dan Rencana Masa Depan
Dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 5,3% pada tahun 2024, prospek ekonomi Indonesia masih positif (BPS, 2024). Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang, fokus pemerintah bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan dan transformasi digital. Tentu saja, untuk membenahi dan mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi tantangan dan persaingan global, pendidikan dan latihan keterampilan vokasi harus ditingkatkan. Sebagai contoh, di masa depan, beberapa sektor diharapkan memiliki sektor kreatif, termasuk UKM, sebagai penggerak utama.
Kesimpulan
Dengan semua tantangan yang dihadapi, perkembangan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan dari tahun 2020 hingga 2024 menunjukkan potensi adaptasi dan pemulihan yang kuat. Inisiatif pemerintah dan kebijakan yang menyokong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, bersama dengan tambahan modal di sektor-sektor kunci, akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk terus memperkuat posisi ekonominya dan meningkatkan kompetensi global. Dengan menerapkan strategi pembangunan berkelanjutan dan digitalisasi, ekonomi Indonesia akan muncul sebagai pelaku utama dalam kegiatan global.
Penulis:
Gersom Sadaniroha Telaumbanua
Mahasiswa Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah